Peristiwa pemukulan terhadap Ronaldikin terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (30/10/2010) kemarin. Usai menyaksikan laga yang dimenangi 'Macan Kemayoran' dengan skor 3-0 tersebut, pria yang wajahnya mirip Ronaldinho tersebut jadi korban pengeroyokan.
"Awalnya di tribun damai-damai saja. Sesudah pertandingan anak-anak The Jak juga minta foto bareng. Nah saat itu ada yang meneriakkan provokasi, Ronaldikin anjing, Viking Anjing. Saya sih diam saja, tapi mungkin kesal karena saya tidak bereaksi malah dihantem," cerita Ronaldikin perbincangan dengan detiksport melalui sambungan telepon.
"Mereka pakai pakaian hitam, sekitar 10 orang, satu orang sekali mukul sekali nendang. Saya sudah istiqfar dan takbir, tapi mereka malah lebih membabi buta," lanjut pria yang menderita memar-memar di banyak bagian tubuhnya itu.
Sebagai pencinta sepakbola, ditambah hubungan dekat yang sudah dia jalin cukup lama dengan The Jak, Ronaldikin sangat menyesali peristiwa yang dia alami. Selain menyebut kejadin tersebut sebagai hal yang mengerikan, dia juga menyayangkan aksi-aksi anarkis yang kian banyak dilakukan suporter sepakbola Indonesia.
"Memprihatinkan banget, ini bukan karekter yang diinginkan dan tentunya mengerikan. Ironis karena ada organisasinya tapi kerusuhan justru makin parah. Dulu kalau rusuh ya cuma satu-satu aja."
"Saya ini bobotoh bukan Viking. Kok saya ini dianggap musuh yah. Wajar dong saya jadi bobotoh, kan saya lahir di sana. Seperti The Jak yang lahir di Jakarta dan mendukung Persija," lanjut dia kemudian
Hingga kini Ronaldikin belum menerima permintaan maaf secara resmi dari Persija Jakarta maupun The Jak Mania atas insiden yang juga membuat wartawan detiksportnyaris jadi sasaran pemukulan. Namun melalui akun Facebook-nya, dia mendapat banyak dukungan dari beragam komunitas suporter tanah air seperti Aremania, Viking dan The Jak sendiri.
"Saya berjuang meminta doktrin "musuh abadi harus dipelihara' itu dihapuskan. Di agama manapun hal itu dilarang. Islam malah mengharamkan bermusuhan lebih dari tiga hari, ini malah bertahun-tahun."
"Tidak ada, saya tidak akan menuntut secara hukum, justru bakal ribet. Hukum di dunia bisa direkayasa. Hukum yang adil ada di akhirat. Semoga saja mereka insap. Saya juga tidak dendam," lanjut Ronaldikin panjang lebar.
Ronaldinkin juga mengingatkan kelompok suporter untuk tidak terlibat dalam blok-blok sepakbola yang pelan-pelan terus terbangun. Dalam pandangannya, suporter klub-klub Indonesia harusnya bersatu di bawah Merah-Putih.
Untuk memastikan kondisi tubuhnya, Ronaldikin akan menjalani pemeriksaan medis pada Senin (1/11/2010) besok. Sejauh ini, pria yang tinggal di wilayah Cipinang itu memang baru menjalani pengobatan tradisional.
"Baru diurut dan dipijit. Badan saya memar-memar juga bengkak, sempat sesak napas juga. Takut ada luka dalam, makannya baru besok mau dirontgen," tuntas Ronaldikin. ( din / roz )