SAMARINDA, (PR).-
Persib mulai berpikir untuk pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI) setelah menilai kinerja wasit belum maksimal dan masih cenderung merugikan tim tamu. Persib merasakan adanya ketidakadilan wasit Suharto saat "Maung Bandung" melawan Persisam Samarinda pada Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011, di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (20/1).
"Kami akan membahas efek dari ketidakadilan yang terjadi pada pertandingan tersebut. Hal itu agar Persib tidak dirugikan lagi. Namun, ikut LPI (Liga Primer Indonesia) belum dulu. Nanti saya akan bicara dengan pengurus, langkah apa yang harus dilakukan," ucap Manajer Persib Umuh Muchtar kepada wartawan Pikiran Rakyat Novianti Nurulliah dan Andri Gurnita di Samarinda, Kamis (20/1).
Umuh menilai, saat ini ada pihak-pihak yang ingin membuat Persib frustrasi dan bergeser ke kompetisi di luar organisasi Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI). "Jangan-jangan ada yang tidak suka PSSI atau ingin membuat Persib terprovokasi. Namun, kami akan berusaha bertahan dan lihat perkembangannya seperti apa nanti," ujarnya.
Umuh menyayangkan keputusan wasit Suharto terhadap Cristian Gonzales pada pertandingan yang disiarkan langsung itu. "Tidak hanya saya yang kecewa, tetapi semua melihat. Malu wasit kayak gini. Mau jadi apa ke depannya BLI dan PSSI ini," katanya.
Menurut dia, keputusan Suharto itu tidak cerdas, tetapi Umuh tidak akan protes atau melaporkan wasit tersebut karena merupakan langkah sia-sia. "Saya tahu pengurus fair. Saya enggak menuduh. Hanya ini bukan kelasnya wasit seperti ini dipasang di Liga. Tidak tahu pengetesannya bagaimana. Dia enggak profesional. Ini jelas merugikan, merusak sepak bola, dan membuat Persib frustrasi," katanya.
Umuh menegaskan, pada dasarnya dia tidak ingin menyalahkan wasit. Namun, kasus kali ini berbeda karena wasit Suharto tidak profesional. "Kami pernah kalah di kandang, tetapi tidak apa-apa karena memang permainan bagus dan wasit profesional," katanya.
Permainan rusak
Wasit Suharto telah merusak permainan Persib sehingga harus menelan kekalahan 0-1 dari Persisam Putra Samarinda pada Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011 di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (20/1). Wasit terlalu mudah memberikan hukuman atas pelanggaran dan offside ketika Persib melakukan serangan sehingga pemain depan Persib frustrasi.
Puncak kekecewaan kubu Persib terjadi pada menit ke-75 saat Cristian Gonzalez mendapat kartu merah langsung. Para pemain Persib mencoba melakukan protes, tetapi wasit bergeming. Seusai pertandingan, dari para perangkat pertandingan diperoleh informasi bahwa Gonzales mengeluarkan kata-kata kasar kepada wasit, sehingga langsung diganjar kartu merah.
Setelah Gonzales keluar, permainan Persib menjadi goyah. Padahal, sebelumnya Atep dkk. bermain penuh semangat dan mampu memberikan tekanan yang membuat Persisam sulit mengembangkan permainan. Serangan Persisam selalu mudah dipatahkan, sebaliknya Persib membangun serangan dari sayap kiri dan kanan yang cukup merepotkan pertahanan lawan. Gol satu-satunya diciptakan Pavel Solomin pada menit ke-85.
Pelatih Persib Daniel Roekito menanggapi dingin perlakuan wasit terhadap anak asuhnya. "Saya berterima kasih kepada pemain. Mereka bermain bagus dan disiplin. Kartu merah Gonzales memang membuat sakit hati. Mungkin ia berkata-kata seharusnya Persib mendapat (tendangan) penalti karena beberapa kali dinilai offside padahal tidak," katanya di ruang ganti pemain.
Daniel sepakat dengan Gonzales saat di sela-sela pertandingan sempat bercakap-cakap dengannya. Gonzales sedikit emosi dengan keputusan wasit yang menghadang Persib ketika hendak menggempur pertahanan lawan.
"Dia capek, emosi. Mungkin mulutnya sempat berkata-kata. Itu wajar karena emosi dan capek," tutur pelatih asal Rembang itu. Namun, Daniel tetap salut dengan perjuangan Atep dkk. yang mulai memperlihatkan kesungguhan dan semangat mereka.
Alhasil, kata Daniel, nanti laga kandang melawan Arema Indonesia, Minggu (23/1), Gonzales absen. "Ya, tidak masalah," ujarnya.
Ke depan, Daniel menegaskan tidak ada trauma yang menimpa anak asuhnya jika melakoni laga tandang. "Lihat saja nanti. Saya cuma mikir kasihan pemain sudah kerja keras, latihan pagi dan sore tetapi dikerjain wasit," katanya. Mengenai gol Persisam, menurut dia, hal itu disebabkan kelengahan pemain Persib.
Asisten pelatih Robby Darwis mengatakan, apa pun hasilnya dia menerima kekalahan tersebut. Sayangnya, wasit mengacaukan permainan yang saat itu enak ditonton. "Secara umum permainan bagus. Kalau enggak diganggu (wasit), bisa lebih seru lagi. Saya enggak tahu apa yang diomongin Gonzales kepada wasit," ucapnya.
Sementara itu, kubu tuan rumah tidak begitu peduli dengan keputusan wasit karena yang terpenting adalah meraih tiga poin. "Pertandingan bagus dan menghibur. Saya enggak tahu soal Gonzales, saya enggak ngerti. Saya pikir pengadil ya pengadil. Saya respek sama Persib. Namun, ini game, akhirnya ada yang menang dan kalah," kata pelatih Persisam Hendri Susilo.
Pertarungan berlangsung keras. Tim tuan rumah bermain dengan tempo tinggi. Beberapa kali tackling yang dilakukan para pemain cukup membahayakan seperti yang dialami Siswanto pada menit ke-36 oleh Isdianto, Isnan Ali, dan Pablo Frances.
Persib dapat membuka peluang pada menit kedua melalui kapten tim Eka Ramdani yang menerima umpan dari Pablo. Namun, tembakan keras Eka melambung di atas mistar gawang yang dijaga Wawan Hendrawan. Tim "Pesut Mahakam" membalas pada menit keempat melalui mantan striker Persib Julio Lopez yang kemudian serangannya dinyatakan offside oleh hakim garis. (A-183)***
Sumber: PR
By: BP