JAKARTA, (PR).-
Tiga klub peserta Liga Super Indonesia 2010-2011 terancam sanksi terdegradasi ke kompetisi Divisi Utama karena mengundurkan diri dari kompetisi resmi yang digelar oleh PSSI. Tiga klub ISL yang resmi mengundurkan diri dan akan bergabung dengan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang dicetuskan pengusaha Arifin Panigoro itu adalah PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro.
"Surat pengunduran diri telah kami terima. Secara otomatis klub-klub itu akan terdegradasi," kata CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, di Jakarta, Kamis (30/12).
Menurut dia, selain otomatis terdegradasi, apabila bergabung dengan kompetisi ilegal atau di luar PSSI, kesebelasan tersebut akan mendapatkan sanksi organisasi dari federasi sepak bola Indonesia. Sanksi, menurut dia, juga akan diberikan kepada semua yang terlibat mulai dari tim manajemen, jajaran pelatih, sampai pemain yang saat ini memperkuat klub tersebut. "Sanksi pasti akan diberikan bagi yang melanggar. Semuanya telah diatur," katanya.
Ia menjelaskan, apabila klub-klub tersebut benar-benar pindah ke LPI, kemudian pemain, pelatih, dan jajaran manajemen tidak ikut bergabung, seluruh perangkat klub akan menjadi tanggungan PT Liga Indonesia.
Khusus untuk pemain, menurut dia, nanti akan disalurkan ke klub-klub peserta kompetisi di bawah naungan PSSI. Adapun mekanismenya dengan jalan bursa transfer pada pertengahan kompetisi mendatang. "Kebijakan ini nantinya akan kami sampaikan pada Ketua Umum PSSI beserta Exco PSSI. Selanjutnya akan dirapatkan untuk menentukan kelanjutannya," kata pria asal Ngawi, Jawa Timur itu.
Sementara itu, Sekjen PSSI Nugraha Besoes mengatakan, LPI jelas-jelas melanggar kode etik serta melanggar statuta PSSI dan FIFA. Untuk itu, pihaknya akan tegas dalam menyikapi keberadaan LPI. "Keputusan akhir akan dilakukan pada kongres PSSI. Jadi semuanya yang terlibat akan diberi sanksi sesuai aturan, seperti wasit akan dicabut lisensinya," katanya.
Tidak profesional
Manajer Persema Asmuri mengatakan, pelaksanaan(LSI dinilai tidak profesional. Hal ini dibuktikan dengan saat Persema bertanding, perangkat pertandingan tidak menjalankan kerja secara maksimal. "Selain itu, isu suap untuk memenangkan pertandingan juga banyak dibicarakan orang," katanya.
Dikatakannya, dalam pertandingan LSI, tuan rumah selalu memberikan fasilitas dan uang saku kepada wasit dan hakim garis sehingga tidak bisa bertindak adil saat mempimpin pertandingan.
"Kecenderungan dalam laga LSI selama ini, wasit selalu berpihak kepada tuan rumah dan tuan rumah bisa berpesan agar diberi tendangan penalti dan lain-lain," katanya. (Ant) ***
Sumber: PR
By: BP