30 May 2012
JAKARTA - Seluruh awak Persija Jakarta baik pemain, pengurus, dan suporter menyerukan perdamaian. Santuan sebesar Rp 17 juta, akan diberikan manajemen Persija kepada tiga korban jiwa.
Laga Persija kontra Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada lanjutan kompetisi ISL, Minggu (27/5), menyisakan kesedihan mendalam. Lazuardi (29 tahun), Rangga Cipta Nugraha (22), dan Dani Maulana (16) terpaksa meregang nyawa menjadi korban keanarkisan suporter.
"Saya secara pribadi mewakili Persija, sangat prihatin. Saya rasa sepakbola seharusnya tidak perlu sampai seperti ini. Sampai kapan sepakbola Indonesia harus mengalami hal-hal semacam ini," ungkap kapten Persija, Bambang Pamungkas di kantor Persija, kemarin.
"Dari dulu kita selalu bicara sepakbola alat pemersatu bangsa. Tapi nyatanya itu hanya ada di level-level tertinggi. Tapi di tingkat bawah masih kurang memahami," tambahnya.
Sebagai bentuk rasa belasungkawa, Persija beserta PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi Indonesia Super League (ISL), memberikan dana santunan bagi masing-masing korban. Untuk dua korban yang berdomisili di Jabodetabek, rencananya akan diserahkan langsung kepada pihak keluarga korban.
"Persija dan PT Liga akan memberikan santunan sebesar Rp17 juta kepada masing-masing korban. Untuk dua orang korban yang berdomisi di Jakarta, akan diberikan santunannya hari ini. Untuk korban yang tinggal di Bandung, kami masih menunggu konfirmasi dari pihak sana kapan dana santunan ini bisa diserahkan," terang ketua umum (ketum) Persija, Ferry Paulus.
Dengan adanya kejadian tersebut, tim Macan Kemayoran, julukan Persija, harus menggelar partai kandangnya kontra PSPS Pekanbaru, Minggu (3/6), di luar Jakarta. Tidak hanya menjalani partai usiran, laga kontra Askar Bertuah, julukan PSPS, akan digelar tanpa dihadiri penonton.
Tentu kondisi tersebut sangat merugikan Persija dan tentu saja Jak Mania, julukan fans fanatik Persija, yang murni mendukung klub berkostum orange tersebut. Dengan ini, ketua Jak Mania, Larico Ranggamone berharap, agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga dan jatuhnya korban jiwa seperti ini akan menjadi kejadian terakhir di sepakbola Indonesia.
"Atas terjadinya tragedi kemarin, kami atas nama Jak Mania menyesalkan kejadian tersebut. Ini semua di luar kemampuan kami. Kami juga akan membentuk tim pencari fakta untuk mengusut ini semua. Langkah pertama, akan kami lakukan pendekatan persuasif dengan Jak Mania. Tidak semua yang berbaju orange itu Jak Mania. Karena ada juga yang datang ke Senayan untuk menunggu pintu jebol," tandas Larico.
Sumber: OkeZone
By: Khansa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment