Kiper Kedua Persib Tidak Sendirian

19 April 2011
BANDUNG – Disandung pujian oleh bobotoh Cecep Supriatna dielu-elukan. Namun, saat kiper kedua Persib ini melakukan kesalahan, banyaknya opini menyebutkan kekalahan akibat sang kiper. Namun, mencari kambing hitam atas kekalahan saat menjamu PSPS Pekanbaru, Senin (18/4/2011) disebut bukan akar yang sebenarnya.

Menurut pengurus forum Persibwatch, Yana Noryaman, kiper berusia 35 tahun tidak sepantasnya menjadi penyebab kekalahan Maung Bandung. “Sukses adalah keluarga besar tapi kegagalan hanya sebatang kara,” kata Yana merujuk pada sebagian besar opini yang menyebut kesalahan vital Persib atas PSPS karena berasal dari kesalahan Cecep.

Kiper asal Bandung tersebut memang kurang sempurna saat mencoba menangkap bola atau tendangan Patrice Nzakou di Stadion Si Jalak Harupat Soreang (SJH), Kabupaten Bandung. Pemain asing Dzumafo E Herman menit ke-47 sukses memanfaatkan bola muntah dari tangkapan sang kiper.

Petaka bagi Persib tersebut seolah menjadikan Cecep sebagai tumbal dari kekalahan. Namun jika dibandingkan dengan penyelamatan Markus Horison sebagai kiper utama, Cecep justru unggul. Faktanya, dari enam kali diturunkan sebagai starter, Cecep baru kebobolan delapan kali. Sedangkan jumlah total kebobolan sebanyak 39 kali. Dan kiper ketiga Dadang Sudrajat pun yang diturunkan saat melawan Persipura di Stadion Mandala baru kemasukan empat kali.

Rincian lainnya, gol kemasukan Persib di kandang sendiri musim ini rata-rata 1,18. Hal itu beradasarkan jumlah partai dan gol yang masuk ke gawang sendiri. Sedangkan total rata-rata kebobolan mencapai 1,7 gol tiap pertandingan nya. Gol kemasukan lebih banyak lahir saat Persib bertandang yakni 2,17.

Berdasar rekor itu pula lini belakang yang dikawal Maman Abdurrahman cs kerap menjadi kelemahan Persib musim ini. Gol pemain asal Kamerun yang menandai sirnanya target menang di semua sisa partai kandang Persib tidak lepas dari pengawalan palang pintu.

Sementara Manajer Persib Umuh Muchtar mengkritik formasi starter yang diturunkan pelatih Daniel Roekito. "Persib seharusnya langsung mencari gol dengan menurunkan pemain yang biasa menghuni tim inti seperti Shohei dan Gilang Angga," terang Umuh.

Pada pertandingan tersebut, lini tengah Persib dihuni Miljan Radovic yang diduetkan dengan Hariono hingga Eka Ramdani terpaksa bergeser ke posisi sayap. Perubahan ini pula membuat Matsunaga harus duduk di bench. Sedangkan Gilang Angga yang piawai di bek sayap kanan juga mengalami nasib serupa. Juniornya, Wildansyah turun sebagai starter meski di babak kedua akhirnya diganti.

Namun Daniel Roekito membantah tudingan tersebut. Menurutnya, permainan menurun saat masuk babak ke-2. Pemain persib terbawa permainan lawan, meski bermain bagus. Setelah kebobolan terlebih dulu, kata Daniel, pasukannya frustasi untuk menghasilkan gol.

Soal pergantian pemain Airlangga yang digantikan Afandi di lini depan juga dimentahkan pelatih asal Rembang ini. “Airlangga kurang bisa bermain bagus, menurun performa nya pada pertandingan ini,” bebernya. Sedangkan kepercayaan pada Cristian Gonzales yang notabene pernah menjadi anak didiknya bersama Persik Kediri diklaim bermain baik dengan mencari perhatian pemain lawan.

Daniel juga enggan disebut timnya menganggap mudah lawan. “Tidak, pemain tidak menganggap mudah lawan, permainan PSPS sudah awal sudah memberikan perlawanan, kami hanya sempat terbawa permainan lawan,” tukasnya.

Namun, dari kekalahan Persib kali ini, sudah jelas bila Cecep bukan satu-satunya pemain yang disalahkan. Bila hal ini berlarut kembali dalam laga krusial menjamu Sriwijaya tiga hari lagi, maka Persib kian sulit untuk memenuhi ambisi meraih poin penuh di partai kandang.
Sumber: OkeZone
By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger