3 February 2015
VIVA.co.id - Persib Bandung tak mau larut dalam
kekecewaan selepas menelan kekalahan dari Arema Cronus di final Inter
Island Cup (IIC). Maung Bandung kini mengalihkan fokus perhatian mereka
ke ajang yang lebih penting, Liga Champions Asia (LCA) menghadapi wakil
Vietnam, Hanoi T & T, Selasa 10 Februari 2015.
Meski tak akan
memimpin langsung perjuangan anak asuhnya karena terbentur aturan
lisensi kepelatihan. Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman tetap jadi sosok
yang paling bertanggung jawab dalam mempersiapkan pasukan Maung Bandung
menghadapi runner-up Liga Vietnam 2014 tersebut.
"Fokus ke
sekarang ke Liga Champions. Kita lupakan yang kemarin dan menjadikannya
sebagai bahan evaluasi untuk mematankan persiapan kita ke depan. Apalagi
kita kian dekat ke salah satu agenda penting musim ini, Liga
Champions," ungkap Djanur.
Djanur sendiri mulai akhir pekan ini
dijadwalkan mulai berduet dengan Emral Abus yang secara sah ditunjuk
jadi pelatih Persib khusus di kompetisi antarklub Asia. Sosok yang
dikenal sebagai 'Guru Besar' para pelatih di Indonesia itu rencananya
akan turut memimpin program latihan Persib, Jumat 6 Februari 2015.
Emral
sendiri menyatakan, optimistis Persib dapat melewati hadangan Hanoi T
& T dalam duel tunggal tersebut, meski Persib harus bermain tanpa
penyerang asing akibat belum didapatnya sosok striker impor yang mumpuni
dan cocok dengan skema permainan Maung Bandung. Ditambah batalnya Aron
da Silva bergabung dengan Persib setelah dipertahankan klub lamanya.
"Saya
kira kita harus percaya diri dengan kekuatan sendiri dan materi yang
ada. Persib punya banyak pemain lokal berkualitas yang saya rasa cukup
bisa diandalkan dan siap bersaing di kompetisi Asia," ungkap Emral yang
juga menjabat sebagai instruktur pelatih PSSI dan dosen di UNP Padang.
Emral
sendiri cukup memuji penampilan skuat Persib saat menghadapi Arema. Di
tengah kurang baiknya performa dua penyerang asing seleksi, Emral
melihat barisan pemain lokal dan dua pemain asing, Vladimir Vujovic dan
Makan Konate tampil cukup trenginas. Hanya belum optimalnya penyelesaian
akhir dan kartu merah Hariono ditambah cedera Firman Utina yang membuat
Persib akhirnya harus bertekuk lutut kepada Arema.
"Secara
kolektivitas Persib justru saya lihat cukup baik dan ada peningkatan.
Banyak peluang yang didapat, tapi sayang tak bisa dimaksimalkan jadi
gol. Persib juga punya pemain-pemain yang bisa dirotasi setiap saat
karena kualitasnya tak berbeda jauh. Itu kelebihan yang harus bisa
dimaksimalkan," pungkasnya.
By: Fikri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment