5 July 2013
BANDUNG – Peristiwa penyerangan bus yang mengangkut
rombongan tim Persib Bandung di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, 22 Juni
lalu, masih cukup membekas di pikiran dan benak pelatih Persib, Djadjang
Nurdjaman.
Insiden yang diduga kuat dilakukan oknum suporter
Persija tersebut sampai saat ini masih jadi topik hangat. Bahkan
Pemerintah Pusat melalui Kemenpora, berniat ikut andil menyelesaikan
problem perseteruan diantara kedua suporter yang kerap kelewat batas.
“Kejadiannya
sangat cepat karena tidak lama setelah kita meninggalkan hotel. Bus
tiba-tiba diserang sekelompok orang. Mereka tidak mengenakan atribut
klub tertentu. Saat kejadian saya duduk berdampingan dengan Pak Kuswara
(Komisaris PT. PBB), tepat dibelakang sopir,” ungkap Djanur.
“Hampir
semua orang yang ada didalam bus terluka, termasuk saya yang tergores
karena terkena pecahan kaca. Ini adalah kejadian kedua yang saya alami
bersama Persib ketika bertanding di Jakarta,” tambahnya.
Menurut
Djanur peristiwa penyerangan tersebut, jika dibandingkan sebenarnya
pengalaman saat diserang suporter Persija pada 16 Agustus 2007 jauh
lebih parah. Kala itu, bus yang mengangkut rombongan pemain Persib
secara brutal diserang oleh sejumlah oknum suporter Persija dalam
perjalanan menuju Stadion Lebak Bulus.
Bedanya kala itu, meski
sejumlah pemain seperti kapten Persib kala itu, Suwita Patha mengalami
luka. Lalu Eka Ramdani dan beberapa pemain lainnya juga mengalami hal
sama. Maung Bandung tetap memutuskan bertanding kendati sepanjang
pertandingan, bench Persib yang kebetulan sangat dekat dengan bangku
penonton dihujani teror seperti pelemparan botol air mineral bahkan
hingga pembakaran.
“Insiden pada Liga Indonesia 2007 di Lebak
Bulus saat saya masih jadi asisten Arcan Iurii, bisa dikatakan lebih
parah. Waktu itu bus yang kita tumpangi hampir terguling. Tapi kejadian
kemarin (22 Juni 2013) juga sebenarnya sama parahnya, karena ada
lemparan bom molotov. Itu yang membuat seluruh orang didalam bus sangat
panik karena muncul asap dari bagian bus. Anak-anak (para pemain) pada
teriak-teriak kepanikan,” ungkap Djanur.
Karena merasa trauma,
Djanur mengungkapkan cukup mendukung jika laga tunda Persija kontra
Persib yang rencananya bakal dilaksanakan 28 Agustus mendatang digelar
di tempat netral. “Kalau bisa pertandingan nanti (28 Agustus 2013),
dilaksanakan di tempat netral,” tandasnya.
Sumber: OkeZone
By: Fikri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
he..he..he..
Post a Comment