Persib Butuh Home Ground yang Independen

10 April 2011
BANDUNG – Persib bercita-cita untuk memiliki Stadion yang menampung puluhan ribu ke lapangan. Pada kenyataannya, di usia Persib yang menginjak 78 tahun belum juga memiliki Stadion kebanggan. Memang, Stadion Siliwangi sebagai home base selama puluhan tahun tidak bisa lepas dari perjalanan Persib. Namun terpikirkan, kapan Persib memiliki “rumah sendiri”?

Muhammad Farhan atau yang akrab disapa Farhan, memiliki jawaban yang cukup serius atas pertanyaan ini. “Persib harus punya stadion yang kualitas lapangannya berstandar minimal AFC. Stadion ini harus memiliki empat lapangan berkualitas tinggi. Satu stadion full tribune berkapasitas 30 ribu penonton. Satu stadion dengan tribun setengah tertutup untuk masyarakat. Satu pitching untuk latihan team senior, dan satu lagi pitching untuk akademi. Dual lapangan pitching (khusus latihan) dan stadion full tribune, tertutup dan hanya boleh digunakan untuk Persib. Tentu saja akan dibangun juga lapangan parkir serba guna, Mess pemain dan hotel kelas menengah juga pasti dibangun,” jawab lelaki yang menjabat Wakil Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB).

Menurut istri dari Aryatri ini, pengaruh stadion bagi Persib sebagai “rumah” sendiri. Selama ini, kata Farhan, tim sebesar Persib tidak punya rumah, sehingga seperti kurang ajeg.

“Karakternya menjadi tergantung siapa yang jadi kepala daerahnya. Kalau kepala daerahnya habis-habisan untuk Persib, maka sang Pangeran Biru menjadi tenang berkonsentrasi pada prestasi. Tapi ketika ada masa Pangeran Biru tidak dapat keistimewaan lebih dari sang kepala darah, maka dia gelisah tentang prestasinya, karena tempat berlatih pun tidak punya yang memadai,” ungkap pria berusia 41 tahun ini.

Dengan punya rumah sendiri, lebih lanjut Farhan menuturkan, Persib akan punya program latihan dan pembinaan pemain yang konsisten, professional dan tanpa intervensi tidak ilmiah dari mereka yang punya kepentingan sendiri. Menjadi tuan rumah, bukan dituankan di rumah orang lain.

Saat ini memang sudah ada rencana membangun stadion di Gedebage, yang akan menjadi stadion kebanggaan Jawa Barat. Tentu itu akan menjadi tempat yang pas untuk laga-laga Persib. Untuk diketahui, Persib tidak bisa mendominasi stadion Gedebage.

“Sebagai bagian dari pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia di Jawa Barat, Persib tentu harus membagi dengan cabang olah raga lain dan mungkin tim sepakbola asal kota Jabar lainnya. Jadi Persib tetap butuh home ground sendiri yang independen dan menerapkan prinsip swakelola,” terang ayah dari Muhammad Ridzky Khalid dan Muhammad Bisma Wibisana ini.

Di sisi lain, Persib harus punya mes dan training centre yang memadai. Jika harus ada otomatis akan ada pengeluaran yang besar. Farhan menilai, Pengeluaran pasti besar, tapi dengan pola pengelolaan seperti kompleks Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta, biaya itu akan dapat ditutupi dengan baik. Dimana fasilitas yang dibangun bisa dimanfaatkan untuk berbagai aktifitas masyarakat, baik di bidang olah raga, kebudayaan maupun perekonomian.

“Keterlibatan masayarakat dalam memanfaatkan fasilitas yang ada, tentu punya nilai ekonomis. Itulah yang kan menghidupi stadion Persib, belum lagi hasil pertandingan home Persib. Dana untuk membangun ini akan kita dapatkan dari para investor melalui mekanisme pasar modal dan instrument keuangan lain,” paparnya.

Banyak pengalaman pahit saat Persib main di kandang (Siliwangi maupun Si Jalak). Penonton ke stadion baru nantinya harus mengadakan distribusi tiket yang penegakan regulasi yang ketat.

“Tiket palsu, tiket keriting dan calo adalah dampak dari infra struktur stadion yang tidak bisa secara independen dan sepenuhnya di bawah wewenang Persib. Saya yakin, kalau calo musnah, tiket palsu zero dan penjagaan pintu bersih dari tiket keriting, maka kerusuhan dan amarah penonton akanmenajuh dan musnah,” ujarnya yakin.

“Bagaimana seorang anak bisa jadi seorang juara kelas jika semua fasilitas belajarnya pinjam punya tetangga ? Maka dengan analogi sederhana itu, Persib hanya akan menggapai prestasi yang optimal jika punya rumah sendiri , dan fasilitas latihan punya sendiri juga,” tegas lelaki yang sudah menjadi pendukung setia Persib sejak usia SD ini.

Bila nanti sebuah stadion Persib rampung, Farhan mengaku stadion lama tidak akan ditinggalkan. “Stadion lama pasti akan mengalami perubahan signifikan jika sudah melihat contoh yang baik. Sehingga akan melahirkan tim-tim sepakbola lain yang tangguh, yang menjadi saudara kanding Persib, berjuang di ajang sepakbola nasional mengharumkan nama Bandung dan Jabar,” imbuhnya.

Bobotoh cemas, kalau suatu saat tiket harga ke stadion baru mahal. Namun demikian Farhan menepis anggapan tersebut. “Harga di rumah sendiri, maka kita sendiri yang atur. Kalau terasa kemahalan, tinggal kita sesuaikan. Lagipula saya yakin bobotoh lebih rela bayar lebih untuk Persib daripada bayar lebih untuk calo atau penjaga pintu tukang jual tiket keriting atau pembuat dan penjual tiket palsu! Bukan begitu,” ujar lelaki yang berprofesi di dunia broadcasting ini.

Farhan menambahkan, semua yang ada di manajemen Persib dan Bobotoh sa alam dunya bisa menikmati pertandingan di Stadion yang baru. Semoga.
Sumber: OkeZone
By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger