Penyakitnya, Tetap di Sektor Pertahanan

1 February 2011 "ANAK-ANAK bermain cukup bagus, tapi kenapa enggak bisa mencetak gol?" Itu ungkapan keheranan Manajer Persib, H. Umuh Muchtar menanggapi kekalahan 0-3 dari Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena, Minggu (30/1) malam.

Pelatih Daniel Roekito tak kalah herannya dengan Umuh. Ia mencatat, pada saat menghadapi Persiwa, para pemain mendapatkan delapan peluang matang, termasuk tendangan penalti, tapi tak satu pun yang menjadi gol. "Mungkin, anak-anak perlu diruwat," ungkap Daniel seperti dikutip situs resmi Persib. Jelas, ungkapan Daniel menunjukkan rasa frustrasi.

"Saya tidak mengerti, harusnya kita bisa mencetak banyak gol," cetus striker asal Argentina, Pablo Alejandro Frances.

Ungkapan spontan dari ketiga sosok di internal tim itu menandakan, hasil analisis sementara mereka terhadap hasil buruk yang dicatat Persib, khususnya lawan Persiwa adalah macetnya "mesin gol" mereka. Benarkah begitu?

Di sepak bola memang ada ungkapan, hanya dengan mencetak gol sebuah tim bisa memenangkan laga. Tapi apa artinya gol yang dibuat jika gawang sendiri justru kebobolan lebih banyak?

Benar, tim yang baru ditangani Daniel dalam lima laga terakhir ini tidaklah seatraktif pasukan Jaya Hartono yang mampu mencetak 20 gol dalam 10 laga awal di Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 dan tim besutan Arcan Iurie Anatolievici di Liga Indonesia (LI) XIII/2007 dengan 17 gol dalam 10 pertandingan pembuka. Bahkan, tim Daniel yang baru mencetak 3 gol dalam 5 pertandingan ini, masih kalah agresif dibandingkan skuad milik Jovo Cuckovic yang mampu mengoleksi 7 gol dalam jumlah pertandingan yang sama.

Tapi, produktivitas gol Persib dalam 10 laga pembuka LSI 2010/2011 ini rasanya tidaklah terlalu buruk. Setidaknya, 10 gol yang sudah dibuat Persib pada musim ini (1 gol per laga) masih lebih baik ketimbang 9 gol pada musim lalu. Apalagi, dari 10 laga yang sudah dimainkan, 8 di antaranya di luar kandang yang masih bisa dianggap "wajar" bila sulit mencetak gol.

Mesin gol

Sekarang, mari kita lihat statistik "mesin gol" utama Persib yaitu Cristian Gonzales, Pablo Frances, dan Hilton Moreira. Dengan koleksi 3 golnya, catatan Gonzales lebih baik ketimbang musim lalu ketika "mesin gol"-nya kurang pelumas, sehingga baru membuat 1 gol dalam 10 laga pembuka.

Koleksi 2 gol Pablo juga sama dengan 10 pertandingan pembukanya musim lalu di Persijap Jepara. Kalaupun ada yang patut dipertanyakan adalah kinerja Hilton yang hingga laga kelimanya belum juga memproduksi gol. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sejak ia berkiprah di Indonesia.

Tapi sekali lagi, penyebab utama terpuruknya Persib bukan lantaran adanya kemacetan pada mesin gol, melainkan terlalu banyaknya bolong di sektor pertahanan. Rata-rata 1,90 gol dalam setiap laga tetap menjadi angka kebobolan tertinggi sejak Persib kembali promosi ke Divisi Utama Kompetisi Perserikatan pada tahun 1983. Ketika Persib tidak pernah mencatat kemenangan dalam 13 laga pembuka pada LI IX/2003 pun, angka kebobolannya dalam 10 laga awal "hanya" 1,70 per laga.

Dengarkan ungkapan kekecewaan seorang bobotoh yang biasa mangkal di Stadion Persib. "Angger, panyakitna mah pamaen tukang! Itulah sebabnya, Persib butuh seorang bek asing," kata Ade, pemilik toko Ade Sport. (endan suhendra/"GM")**

Sumber: Galamedia
By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger