Pada LI XII/2006, setelah sempat tampil sebagai starter pada empat laga awal, Cepi --sapaan akrabnya-- dipaksa menyerahkan posisinya kepada Eddy Kurnia akibat cedera jari tangan. Bahkan, ketika penjaga gawang tim nasional Thailand U-23, Kosin Hathairattanakool datang, Cecep harus rela menjadi kiper ketiga.
Musim berikutnya, LI XIII/2007, Cecep memang masih dipertahankan pelatih Arcan Iurie Anatolievici. Tapi, kehadiran penjaga gawang Persikota, Tema Mursadat membuatnya harus rela tetap menjadi kiper pelapis. Begitu juga pada Liga Super Indonesia edisi perdana (2008/2009), ketika estafet kepelatihan Persib berpindah ke tangan Jaya Hartono.
Musim lalu, kiper yang sempat "terbuang" ke Persijatim Solo FC pada LI IX/2003 ini sempat membuka harapan menjadi kiper utama lagi setelah tampil gemilang ketika Persib menghadapi Persija Jakarta di Stadion Gajayana Malang di pengujung musim LSI 2008/2009. Sayang, penampilan kurang apiknya dalam dua laga awal LSI 2009/2010 --kebobolan 4 gol dalam 2 laga-- membuat manajemen klub mendatangkan kembali Kosin yang sudah berganti nama menjadi Sinthaveechai Hathairattanakool. Ketika masa pinjam Kosin berakhir di awal putaran kedua, Cecep tetap jadi kiper kedua karena kehadiran penjaga gawang tim nasional Indonesia, Markus Horison Rihihina.
Kini, ketika usianya menginjak 34 tahun, kiper kelahiran 6 November 1975 ini kembali membuka persaingan untuk merebut posisi kiper utama. Meski harus diperjuangkan ekstra keras, karena rivalnya tetap Markus, Cecep terus berusaha mengambil hati pelatih anyar Persib asal Serbia, Darko-Daniel Janackovic. Selain selalu tampil total dan prima dalam masa persiapan menuju LSI 2010/2011, kiper yang sempat dijuluki "Si Gegep" ini, masih menunjukkan kapasitasnya di Turnamen Inter Island Cup (IIC) 2010 yang tengah berlangsung di Palembang.
Akankah Cecep mampu menggusur posisi Markus? Menarik untuk ditunggu. Yang pasti, momentumnya sudah ada di depan mata. (endan suhendra/"GM")**
Sumber: Galamedia
By: BP
0 comments:
Post a Comment