Pemain Asing Digugat

31 August 2010

JAKARTA – Kuota lima pemain asing kembali mengundang pro dan kontra. Apalagi, pembelian pemain-pemain impor tersebut memakai dana APBD yang notabane adalah uang rakyat. Harganya pun terbilang mahal, mencapai miliaran rupiah.

Lebih buruk lagi pemain asing dengan harga mahal itu tak menjamin prestasi bagi klub. Klub yang memiliki pemain asing dengan harga mahal prestasinya malah jeblok. Tak ayal, kondisi ini pantas dijadikan dasar untuk menggugat keberadaan pemain asing.

Pasalnya, banyaknya pemain asing ternyata juga tak mengangkat kualitas pemain lokal. Padahal, kehadiran pemain asing diharapkan bisa mentransfer ilmu kepada pemain lokal. Tetapi kondisinya justru berkebalikan. Tak jarang pemain asing justru jadi pemicu keributan hingga merembet jadi kerusuhan.

Di ISL -dengan aturan lima pemain asing- maka jumlah maksimal pemain asing mencapai 90 pemain asing. Jumlah itu berasal dari asumsi 18 klub kontestan ISL memaksimalkan kuota pemain asing.

Bila satu pemain asing rata-rata memiliki nilai kontrak Rp 800 juta, maka uang yang berputar ke pemain asing dan agennya mencapai Rp 72 miliar. Padahal, tren menunjukan harga pemain asing kini makin naik. Pemain yang musim kemarin hanya menerima banderol kontrak Rp 500 juta naik jadi Rp 1 miliar.

Hitungan itu belum termasuk pemain asing yang tampil di Divisi Utama. Musim depan Divisi Utama akan diikuti 39 tim yang dibagi dalam tiga wilayah. PT Liga Indonesia selaku regulator kompetisi menetapkan satu tim boleh memakai tiga pemain asing.

Dengan ketetapan itu berarti akan ada 117 pemain asing di Divisi Utama dengan asumsi semua tim memaksimalkan kuotanya. Melalui perhitungan tersebut tak heran jika dalam satu musim perputaran uang rakyat untuk mengontrak pemain asing bisa mencapai ratusan miliar rupiah.

Lalu Mara, Manajer Pelita Jaya, menyatakan kondisi ini tidak bagus dalam usaha menciptakan kompetisi yang sehat. Pasalnya, banyaknya pemain asing menutup peluang pemain lokal.

Klub pun jadi jor-joran dalam membeli pemain asing yang ujungnya penyelewengan dana APBD. Imbasnya timnas kekurangan pemain potensial. “Perlu ada kesepakatan kembali mengenai kuota pemain asing. Mungkin idealnya tiga pemain dengan posisi belakang, tengah, dan depan,” kata Lalu.

Sedangkan, Asisten Manajer PSPS Pekanbaru Dityo Pramono, mengembalikan usulan pengurangan kuota pemain asing kepada Liga dan PSSI. “Yang jelas, pemain asing jadi magnet penonton datang ke stadion,” kata Dityo.

Sementara, Asisten Manajer Persipura Jayapura, Anthon Imbenay, juga menyatakan perlu ada kesepakatan bersama mengenai kuota pemain asing. “Ini supaya tidak ada ketimpangan di antara satu tim dan tim lainnya,” kata Anthon.

Larangan APBD
Di pihak lain, Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, mengisyaratkan bakal mengeluarkan dana APBD untuk mengontrak pemain asing. Hal ini dilakukan agar tidak banyak klub yang tersangkut kasus penyelewengan uang rakyat. Maklum, dari sekian banyak kasus korupsi klub sepak bola, sering terkait dengan kontrak pemain asing.

“Aturan ini berangkat dari penilaian AFC di mana klub tidak boleh menerima uang dari pemerintah untuk mengontrak pemain. Tapi, untuk tahap awal PSSI baru akan melarang pemakaian APBD untuk mengontrak pemain asing,” kata Nugraha, belum lama ini.

Namun, hal ini bakal sulit dilakukan. Pasalnya, terdapat banyak orang di PSSI yang bakal terancam kurang setoran dari agen pemain asing. Maklum, sudah jadi rahasia umum kalau bisnis pemain asing jadi mesin uang bagi oknum di PSS. Entah itu berasal dari pengesahan pemain asing hingga setoran wajib pendaftaran pelatih dan pemain asing.***


Belanja pemain asing 2009/2010

Arema
Jumlah: 6
Termahal: Noh Alam Shah (Rp 900 juta)
Total: Rp 4,2 miliar
Peringkat: 1

Persipura
Jumlah: 5
Termahal: Alberto Goncalves (Rp 1,2 miliar)
Total: Rp 3,6 miliar
Peringkat: 2

Persiba
Jumlah: 7
Termahal: Julio Lopez (Rp 1,2 miliar)
Total: Rp 5,7 miliar
Peringkat: 3

Persib
Jumlah: 6
Termahal: Christian Gonzales (Rp 1,2 miliar)
Total: Rp 5 miliar
Peringkat: 4

Persija
Jumlah: 6
Termahal: Mustafic Fahrudin (Rp 975 juta)
Total: Rp 4,6 miliar
Peringkat: 5

Persiwa
Jumlah: 3
Termahal: Eddy Foday (Rp 700 juta)
Total: Rp 1,7 miliar
Peringkat: 6

PSPS
Jumlah: 4
Termahal: Dzumafo Herman (Rp 800 juta)
Total: Rp 2,6 miliar
Peringkat: 7

Sriwijaya FC
Jumlah: 5
Termahal: Precious Emeujeraye (Rp 500 juta)
Total: Rp 2,5 miliar
Peringkat: 8

Persijap
Jumlah: 4
Termahal: Evaldo Silva (Rp 700 juta)
Total: Rp 2,4 miliar
Peringkat: 9

Persema
Jumlah: 5
Termahal: Robert Gaspar (Rp 937,5 juta)
Total: Rp 3,9 miliar
Peringkat: 10

Bontang FC
Jumlah: 6
Termahal: Aldo Barreto (Rp 1,2 miliar)
Total: Rp 4,1 miliar
Peringkat: 11

Persisam
Jumlah: 5
Termahal: Danilo Fernando (Rp 1,4 miliar)
Total: Rp 5,6 miliar
Peringkat: 12

PSM
Jumlah: 9
Termahal: Daryoush Ayyoubi (Rp 760 juta)
Total: 4,2 miliar
Peringkat: 13

Persela
Jumlah: 6
Termahal: Leonardo Zada (Rp 800 juta)
Total: Rp 3,5 miliar
Peringkat: 14

Pelita Jaya
Jumlah: 7
Termahal: Eduardo Bizzaro (Rp 970 juta)
Total: Rp 5,3 miliar
Peringkat: 15/bertahan (menang play-off)

Persik
Jumlah: 7
Termahal: Patricio Morales (Rp 743 juta)
Total: Rp 3,7 miliar
Peringkat: 16/degradasi

Persebaya
Jumlah: 8
Termahal: Ngon A Djam (Rp 1,2 miliar)
Total: Rp 3,1 miliar
Peringkat: 17/degradasi

Persitara
Jumlah: 9
Termahal: Prince Kabir Bello (Rp 880 juta)
Total: Rp Rp 4 miliar
Peringkat: 18/degradasi

Sumber: TopScor

By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger