NYANYIAN RASIS DIHILANGKAN

1 February 2010

SEBAGAI BENTUK KESETIAAN BOBOTOH KEPADA PERSIB

BOBOTOH memadati tribun saat mendukung Persib Bandung berlaga pada Kompetisi Djarum Liga Super Indonesia 2009-2010 di Stadion Si Jalak Harupat, Kab. Bandung, Selasa (26/1) lalu. Suporter Persib Bandung siap menghilangkan isi-isi dukungan, yang dinilai rasisme oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.* ANDRI GURNITA/"PR"
BANDUNG, (PR).-
Suporter Persib Bandung siap menghilangkan isi-isi dukungan, yang dinilai rasisme oleh Komisi Disiplin (komdis) PSSI. Meskipun hal itu masih diwarnai dengan keberatan suporter, karena demi Persib mereka siap mengikuti aturan itu.

Panglima Viking, Ayi Beutik yang dihubungi, Minggu (31/1), mengatakan, para bobotoh siap menjalankan aturan, apabila Komdis PSSI melampirkan hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan dilarang dalam isi dukungan suporter. Hal itu, termasuk penghilangan kata-kata berbau binatang.

"Kalau memang misalnya kata-kata binatang yang mengumpat salah satu klub itu tidak boleh pada aturan nanti, ya kami pun siap untuk mengubahnya. Ini ujug-ujug main denda tanpa kita mengetahui apa kesalahan dari nyanyian-nyanyian suporter. Yang namanya dukungan dari arus bawah itu, bersifat spontanitas dan tidak dapat dilarang. Misalnya pada saat itu emosi mereka memang membenci salah satu klub tidak bisa kami larang, "ujarnya.

Ayi menjelaskan, kesiapan mengikuti aturan tersebut apabila sudah tertuang dalam peraturan Komdis PSSI, terdapat opsi pelarangan penggunaan kata-kata binatang seperti itu. Nanum, sayangnya hingga saat ini Viking sendiri belum menerima peraturan resmi yang disusun PSSI, mengenai batas kewajaran isi dukungan dalam bentuk lagu maupun kalimat jargon.

Dengan demikian, dia meminta agar PSSI segera menyusun aturan mengenai bentuk-bentuk dukungan tersebut. "Namun, dalam proses penyusunan aturan bentuk dukungan suporter pun, jangan lupa untuk melibatkan para pendukung seluruh sepak bola di tanah air. Hal itu, supaya tidak bersifat subjektif PSSI saja,"katanya. Setelah aturan tersebut ada kata Ayi, maka para badan yang mewadahi klub sepak bola dan media siap untuk menyosialisasikannya.

Ayi pun mengingatkan, proses sosialiasi batasan kewajaran bentuk dukungan tidak mungkin secara langsung diterapkan pada pertandingan awal. Dia memperkirakan, para pendukung butuh jeda beberapa pertandingan untuk membiasakan diri mengubah isi dari dukungan terhadap Persib.

Dijelaskannya, merasa keberatan dengan hukuman percobaan terhadap Persib tersebut. Dia menyadari, para suporter perlu pendewasaan tetapi bukan dengan cara langsung menjatuhkan sanksi tanpa disertai aturan yang jelas. Ayi pun mendukung dengan ketegasan Komdis PSSI dan berlaku untuk semua kelompok suporter di Indonesia. "Ini jangan sampai untuk kepentingan sesaat. Ke depan isi dukungan berbau rasisme tidak akan ada lagi,"ujarnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bomber Nevi Effendi yang dihubungi terpisah mengatakan, mengubah tradisi lagu-lagu atau kalimat dalam spanduk itu bukanlah hal yang sulit. Buktinya, ketika salah satu nyanyian dianggap berbau asusila hilang begitu saja, karena para pendukung diberikan penekanan secara bertahap.

Selain itu kata Nevi, mereka mencari alternatif isi dukungan untuk meningkatkan semangat pemain di lapangan dan melemahkan mental lawan. Hal itu, menjadi suatu yang lumrah di kandang sendiri maupun di kandang lawan.

"Adaptasi kebiasaan lagu-lagu itu bisa berubah, setelah dua hingga tiga pertandingan. Dan saya kira selama ini, kami pun tidak pernah menyinggung isi lagu-lagu dengan hal-hal yang berbau rasis. Saya kira wajar-wajar saja,"ujar Nevi.

Ia menyayangkan, sikap PSSI dalam menjatuhkan sanksi beriringan dengan kehadiran "bodho nekad" atau bonek. Padahal, nyanyian-nyanyian berlirikan menekan lawan tim sudah terjadi sebelumnya. (A-183) ***

Sumber: PR
By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger