SEDIKITNYA 20 ribu penonton memadati Stadion Mashud Wisnusaputra untuk menyaksikan pertandingan persahabatan Persib Bandung melawan Pesik Kuningan, Rabu (3/2). Animo warga Kuningan dan sekitarnya begitu tinggi hingga penonton membeludak memenuhi empat sisi lapangan hijau seperti mengulang kunjungan Persib pada 2008 lalu.
Skuad "Pangeran Biru" yang ditunggu-tunggu bisa jadi merupakan hiburan tersendiri bagi bobotoh Kuningan yang jarang melihat langsung performa dua puluh kesatria "Biru" di lapangan hijau minus Eka Ramdani dan Budi Sudarsono yang absen karena sakit. Terlihat jumlah aparat keamanan yang berjaga-jaga tidak sebanding dengan kekuatan massa yang memenuhi stadion di Jln. Siliwangi itu.
Ketika pasukan Jaya Hartono memasuki lapangan hijau, riuh teriakan massa membahana dari segala penjuru tribun dan kursi VIP. Teriakan penonton di kursi tribun maupun VIP menyuruh orang duduk yang berdiri merangsek ingin melihat langsung penampilan Hilton Moreira dkk., bak pertunjukan musik seiring dengan hawa panas yang menyelimuti stadion.
Komentator yang biasa memperkenalkan para pemain, berintermezo ikut menginstruksikan penonton untuk tertib dan kembali duduk. Selain itu, tugas lainnya adalah mencari bola yang sempat lenyap di tengah penonton. Hal itu membuat pemain banyak menunggu bola dikembalikan ke lapangan.
Hal itu hanya sebagian kecil yang mengurangi esensi uji coba pertandingan. Hingga berakhir dengan keunggulan Persib 1-0 di menit ke 27 berkat tendangan Hilton Moreira tersebut.
Banyak hal teknis yang memengaruhi kejadian di luar konteks permainan gara-gara ulah bobotoh yang mengekpresikan kekaguman mereka. Meminta foto bareng, mencubit pemain dan memasuki lapangan hanya untuk iseng menendang bola. Namun, hal itu masih kondusif dan tidak menimbulkan kekacauan.
Saat itu, Jaya Hartono menurunkan pemain lapisan pada tiga puluh menit pertama. Sebut saja, Atep, Gilang Angga, Nova Arianto, Maman Abdurahman, Christian Rene, Hariono, Hilton, Cucu Hidayat, Satoshi Otomo, Gonzales, Sinthaweecai "Kosin" Hathairattanakool. Pergerakan pemain ketika tendangan pojok misalnya, menjadi kurang leluasa. Pasalnya, garis lapangan berubah menjadi barisan para bobotoh.
Yang terjadi, siapa pun personel Persib yang mempunyai giliran menendang bola atau memungut bola dari tepi lapangan, pada akhirnya menjadi sasaran kerumunan massa. Atep, Gonzales sempat terseret di tengah kerumunan massa seperti diculik sesaat ketika pertandingan berlangsung.
Menurut Sekum Pesik, Dadi Sugandi, jumlah penonton saat itu melebihi kapasitas stadion yang hanya mampu menampung sepuluh ribu penonton. Membeludaknya warga sekitar Kuningan dan wilayah lainnya seperti Indramayu, Majalengka, Kota dan Kabupaten Cirebon serta Ciamis tidak dapat terbendung karena minimnya sumber daya manusia. "Kondisi kami seperti ini ya jadinya sulit diakomodasi, tetapi kami rancang sedemikian rupa. Ke depan harus siapkan lebih matang lagi," tutur dia.
Dia menjamin, suasana tetap kondusif. Hal yang terjadi saat itu merupakan suatu kewajaran bobotoh karena Persib lagi on fire.
Kabag Operasi Polres Kuningan, Ajun Komisaris Besar Priyono menambahkan, personel keamanan yang diturunkan hanya 130 orang. Hal itu termasuk gabungan dari Satpol PP, Dishub, dan Kodim. Namun, dia tidak akan menghentikan pertandingan karena alasan padatnya penonton.
Sementara itu, asisten pelatih Persib, Yusuf Bachtiar mengakui, pelatih menurunkan pemain lapisan pertama karena permintaan bobotoh. Padahal sebelumnya, dia akan memainkan anggota "Pangeran Biru" yang jarang berlaga.
Paruh pertandingan, baru terjadi pergantian pemain. Di antaranya Airlangga menggantikan Hilton, Maman dan Hariono keluar digantikan oleh Munadi dan Wildansyah, Kosin diganti oleh Dedi. Bagitu pula dengan Aji yang mengisi posisi Nova serta Edi Hafid yang mengisi posisi Rene. (Novi/"PR")***
Sumber: PR
By: BP

0 comments:
Post a Comment