5 January 2013
Meskipun telah memiliki istri berkewarganegaraan Indonesia, Heman
Dzumafo Epandi masih tetap berkewarganegaraan Kamerun. Singkat kata, ia
tetap warga negara asing di Indonesia.
Menjadi pemain asing tak membuat dia mendapat keistimewaan dari klub
yang dibelanya. Dia pernah mengalami masa sulit, khususnya musim lalu.
Bagaimana tidak, ketika ia bermain di PSPS Pekanbaru, gaji empat bulan
tak dibayar manajemen. Berharap perubahan, dia menyeberang ke Arema
Indonesia di putaran kedua. Sayang, nasib serupa dia alami.
“Itu masa-masa sulit saya. Di samping saya harus bermain sepak bola,
saya juga harus menghidupi keluarga. Tapi beruntung waktu itu masih
punya tabungan, jadi saya bertahan hidup dengan sisa tabungan saya waktu
itu,” kata Dzumafo.
Mengenai nilai gaji yang tertunggak, Dzumafo menyebutkan, gajinya Rp
50 juta per bulan. Sedangkan di Arema, gajinya perbulan Rp 60 juta per
bulan, dan hanya dibayar dua bulan.
“Saya sendiri pernah mengadukan hal ini ke APPI, tapi sejauh ini
belum ada kabar baru. Tapi suatu saat nanti, waktunya memungkinkan, saya
akan datang ke Malang untuk mempertanyakan gaji saya,” ujarnya.
Dzumafo kini bertekad hidup di Indonesia. Dia hanya ke Kamerun saat
ada libur kompetisi untuk melihat orang tuanya. “Saya sudah siap
menghadapi masa tua di Indonesia. Saya punya keluarga di sini, di
Pekanbaru. Saya juga punya bisnis konveksi baju di sana,” katanya.
Sumber: BolaIndo
By: Khansa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 comments:
Post a Comment