Pelatih Persib Bandung Robby Darwis mengatakan, kekalahan timnya atas Persela Lamongan 3-1, Sabtu (21/4), lebih disebabkan karena mental dan kontrol emosi yang dianggapnya masih lemah dan harus segera diperbaiki.
Dari empat pertandingan putaran kedua Indonesia Super League (ISL) musim ini, Robby menyatakan anak asuhnya belum menunjukan permainan bekelas. Hal itu disebabkan, karena kurangnya motivasi para pemain untuk menunjukan performa terbaik mereka. Alhasil, kebersamaan sulit terbangun karena pemain saling menunjukan ego masing-masing.
“Kerjasama dan sikap saling percaya antarpemain di lapangan itu harus dijaga. Saya sama sekali tidak meragukan teknik dan skill yang dimiliki semua pemain, tinggal kemauan mereka saja untuk bermain kompak dan mau bekerja keras,” ujar Robby, Minggu (22/4).
Kekuarangan lainnya tambah Robby, mental dan kontrol emosi di lapangan masih harus diperbaiki. Dia mencontohkan, saat Persela berhasil mencetak gol pertamanya yang berbau kontroversi, para pemain Persib malah menghabiskan waktu dengan melakukan protes kepada wasit.
Setelah itu, Maman Abdurahman cs bukannya bangkit untuk mengejar ketertinggalan, melainkan larut dalam emosi. Persoalan tersebut membuat permainan Persib amburadul. Bukan hanya pada laga melawan Persela saja, para penggawa Maung Bandung sering melakukan hal tersebut.
“Saya menyanyangkan itu, dari dulu Persib selalu seperti itu. Padahal jika para pemain lebih tenang dan menjadikan gol pertama Persela sebagai dorongan untuk membalasnya, buka tidak mungkin Persib bisa menyamakan kedudukan atau memutar balikan keadaan. Tapi yang terjadi malah pemain tidak bergairah dan tidak ada motivasi,” tandasnya.
Sumber: BolaIndo
By: BP
0 comments:
Post a Comment