BANDUNG – Separuh perjalanan Maung Bandung, julukan Persib, di putaran II Indonesia Super league (ISL) sudah dilalui. Secara keseluruhan pasukan Daniel Roekito meraup delapan poin dari enam pertandingan. Di sisi lain, para punggawa Persib kerap kesulitan bertemu tim papan atas.
Kehadiran pemain top belum membawa Persib ke papan atas. Bahkan, pada empat pertemuan dengan tim besar Matsunaga Shohei cs tidak bisa memberikan perlawanan. Dibuat tak berkutik saat menjamu Persija di Si Jalak Harupat lalu ditahan imbang Persipura di tempat yang sama menjadi bukti bahwa Persib sulit menaklukan tim papan atas musim ini.
Terakhir, Persib dikubur di Kanjuruhan saat bertemu juara musim lalu, Arema FC. Prestasi di musim ini sangat kontras dibandingkan musim lalu. Bila menelisik sejarah Sejumlah klub ISL musim lalu, performa di putaran pertama adalah fondasi untuk menentukan di akhir musim. Mereka sudah menetapkan target angka yang harus dipenuhi.
Persib yang mengumpulkan angka 53 di musim lalu justru terseok di musim ini. Bila merujuk pada sejarah musim lalu, maka putaran pertama ISL adalah modal awal dan parameter kesiapan. Pembenahan yang dilakukan saat jeda, terlihat tidak berbeda dengan kondisi awal musim ini.
Pembenahan yang dilakukan arsitek tim, Daniel Roekito diakui tidak mengalami perubahan. Para pemainnya dalam latihan, kata Daniel, selalu melakukan instruksi dengan sempurna, namun saat bertanding instruksi yang diberikan tidak berjalan baik.
Persoalan zona marking ketika latihan, namun saat bertanding semua seperti buyar. "Setiap melatih, saya menerapkan latihan dasar-dasar taktik. Tapi heran saat latihan mereka mampu menjalankannya dengan baik, tapi saat bermain menjadi beda. Diserang pun mereka malah cenderung ketakutan, pemain kurang teguh," tegas Daniel kepada wartawan.
Semangat pasukan Maung Bandung di musim lalu saat ditangani Jaya Hartono hampir tidak terasa di musim ini. Sembilan kekalahan dan baru mengantongi enam kemenangan sulit membawa prestasi Persib saat diasuh Daniel Roekito.
Saat didatangkan ke Bandung Desember silam, dibawah instruksi Daniel, Persib mengalami enam kekalahan. Mantan juru taktik Persiba Balikpapan kali ini merujuk persoalan teknis menjadi penyebab sejumlah kekalahan tersebut. Menurutnya, para pemainnya belum bisa menerapkan strategi yang diinginkannya.
Daniel mengaku prihatin dengan cara pemain dalam melakukan transisi, baik itu menyerang ke bertahan atau sebaliknya. "Masalah transisi menjadi persoalan kita saat ini, selain zona marking. Setelah diserang dan sesudah menyerang, pemain masih kurang cepat menutup serangan lawan setelah melakukan serangan," terangnya.
Akibatnya, pelatih berusia 58 tahun ini mengaku kesulitan membentuk karakter timnya. "Saya bingung di sini Persib sulit sekali membentuk karakter," ungkapnya. Lebih lanjut dia mengaku tidak mengerti karakter pemain susah dibentuk. “Ini persoalan tanggung jawab. Padahal Persib punya nama besar tapi pemainnya kurang percaya diri," tegasnya.
Namun, Daniel menjanjikan jika karakter Maung Bandung sudah terbentuk, Persib akan menjadi tim bagus. Pasalnya, secara teknik individu para pemain Persib sangat luar biasa. Daniel mengaku akan terus mengasah para pemainnya agar karakter permainan yang diinginkannya terbentuk. Sebab, Matsunaga Shohei dan kawan-kawan terbilang tidak konsisten saat menghadapi lawan. Misalnya, dalam satu pertandingan bisa bermain sangat bagus, tapi di laga lainnya jelek.
"Kita mantapkan terus. Supaya pemain bisa bermain sesuai dengan zona," tandas Daniel. Tugas Daniel akan semakin berat di musim ini sebab Persib merupakan salah satu tim yang diunggulkan pada gelaran Piala Indonesia 2011.
Sumber: OkeZoneBy: BP
0 comments:
Post a Comment