PSSI NILAI LPI TURNAMEN HIBURAN

14 January 2011

JAKARTA, (PR).-
Sekjen PSSI Nugraha Besoes mengatakan, Liga Primer Indonesia (LPI) merupakan kompetisi yang hanya bersifat hiburan bagi masyarakat. Menurut dia, kompetisi liga profesional di Indonesia harus mendapatkan pengakuan dari konfederasi sepak bola Asia (AFC).

"Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) yang dikelola oleh PT Liga Indonesia sudah berbadan hukum. Liga tersebut diakui oleh PSSI dan AFC. Konfederasilah yang berwenang untuk menentukan status profesional kompetisi itu," kata Nugraha, di Jakarta, Kamis (13/1).

Dikatakan, setiap klub profesional juga harus memperoleh Club License System (CLS) yang dikeluarkan FIFA. "Setiap klub juga harus memiliki akademi pembinaan U-21. Bagaimana kompetisi tersebut disebut profesional, kalau klubnya dari antah berantah," ujar Nugraha.

Nugraha menyatakan, PSSI tetap tidak mengakui keberadaan LPI karena tidak boleh ada dua kompetisi profesional bergulir dalam sebuah federasi.

"Mereka silakan berjalan. Namun, kami tidak mengakui LPI. Kami mengurusi pembinaan usia muda, kompetisi, dan Timnas. LPI silakan berjalan dan kami anggap itu sebagai turnamen hiburan," ucapnya.

Menurut Nugraha, PSSI sudah mendapatkan arahan dari FIFA bahwa kompetisi LPI tidak bisa diterima. Nugraha mengungkapkan pada 10 Januari PSSI mengirim surat kepada FIFA terkait LPI. "FIFA kemudian membalasnya pada 11 Januari dengan isi pernyataannya. This event (LPI) is unacceptable event. (acara LPI, event yang tidak bisa diterima). Jawaban dari FIFA ini akan menjadi pegangan hukum," kata Nugraha.

Surat jawaban dari FIFA tersebut akan dijadikan PSSI untuk dijadikan acuan dalam menjatuhkan sanksi kepada seluruh pihak yang terkait di LPI.

Dengan adanya surat ini, PSSI harus bergerak cepat untuk menjatuhkan sanksi. Karena jika tidak, FIFA berniat membawa masalah ini ke sidang Komite FIFA di Zurich pada 1 Maret mendatang. Jika kasus ini disidangkan, PSSI dapat terkena masalah sanksi dari FIFA.

"Bayangkan jika nantinya PSSI dilarang ikut Pra-Olimpiade dan SEA Games. Padahal, KONI tidak berafiliasi dengan AFC dan Menpora tidak memiliki kekuatan di FIFA. Untuk itu, secepatnya masalah ini kami tuntaskan, mungkin akhir Januari," ujar Nugraha.

Pemain lokal yang memperkuat klub LPI, dipastikan tak dapat memperkuat Tim Nasional, sedangkan pemain asing yang pernah mendapatkan International Transfer Certificate (ITC) dari PT Liga akan dicabut.

PSSI juga melakukan pendekatan kepada beberapa federasi sepak bola agar tidak memberikan izin pemainnya tampil di LPI. Salah satunya Filipina yang siap melepas James dan Phillip Younghusband ke klub Jakarta 1928, tetapi akhirnya batal.

Menanggapi ancaman ini, pihak LPI sudah bersiap untuk menghadapinya. Lewat juru bicaranya, Abi Hasantoso mengatakan, pihaknya akan melindungi seluruh pemain, pelatih, wasit, dan perangkat pertandingan, termasuk agen.

"Mereka sudah bekerja untuk LPI, maka kami wajib melindunginya. Kami sudah memiliki cara dengan menyiapkan penasihat hukum terbaik yang mengerti tentang olah raga di Indonesia," tutur Abi.

Ancaman yang dilakukan PSSI terhadap komponen pertandingan LPI di mata Abi sudah melewati batas. Karena mereka menghambat orang lain untuk memajukan sepak bola Indonesia. "PSSI telah mempermalukan bangsa Indonesia. Ini sangat memalukan. Saat kita mencoba menjalin hubungan lebih harmonis dengan negara lain, mereka malah merusaknya," kata Abi. (A-161)***

Sumber: PR

By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger