Tak Keberatan Dipanggil "Abah"

1 October 2010 PADA awalnya, Jovo Cuckovic datang ke Persib Bandung dengan status sebagai asisten pelatih Darko-Daniel Janackovic. Jovo pun datang ke Bandung atas rekomendasi pelatih asal Prancis berdarah Serbia tersebut.

Tapi hanya sepekan menjelang kompetisi bergulir, Janackovic berseteru dengan para pemain pada masa pemusatan latihan di Cirebon. Akibatnya ia pun terdepak dari posisinya sebagai pelatih kepala. Meski sempat "mengungsi" bersama Janackovic ke Jakarta, Jovo akhirnya kembali ke Bandung setelah manajemen klub Persib memutuskannya menjadi pelatih pengganti.

Berbeda dengan Janackovic, kehadiran Jovo cukup diterima pemain. Meski dalam memimpin latihan tergolong keras, Jovo dinilai lebih komunikatif dengan para pemain dan ofisial tim Persib. Ia juga disukai karena punya sense of humor.

Meskipun demikian, pribadi Jovo tetaplah misterius. Tidak banyak yang tahu tentang latar belakang dan karier kepelatihannya. Bahkan ketika dipercaya menjadi pelatih kepala Persib, banyak yang meragukan lisensi kepelatihannya.

Misteri tersebut akhirnya sedikit terkuak di Sidoarjo. Dalam sebuah perbincangan santai di lobi Hotel The Sun, Jln. Pahlawan No. 1 Sidoarjo, Kamis (30/9), pelatih berusia 61 tahun ini sedikit membuka latar belakang kehidupannya.

"Saya lahir di sebuah kota kecil di Kroasia. Waktu itu, negara-negara seperti Kroasia, Serbia, Bosnia-Herzegovina, dan Montenegro masih bersatu di bawah bendera Yugoslavia," tutur pria kelahiran Sisak (Kroasia), 19 Juli 1949 ini. "Meski lahir di Kroasia, sekarang saya warga negara Serbia," tambahnya.

Di Serbia, Jovo memiliki seorang istri, dua orang anak, dan seorang cucu. Karena itu, ketika "GM" bertanya apakah tidak keberatan jika banyak bobotoh memanggilnya dengan sebutan "abah" atau kakek, Jovo mengatakan tidak ada masalah. "No problem. Saya memang punya seorang cucu di Serbia," jawabnya sambil tertawa.

Soal latar belakang kariernya, Jovo menegaskan, dirinya sudah 25 tahun menjadi seorang pelatih. "Usia kamu sekarang berapa? Saya sudah jadi pelatih selama 25 tahun. Mungkin, karier pelatih saya sudah seumur hidup kamu," katanya sambil menanyakan usia salah seorang rekan wartawan yang turut dalam perbincangan santai tersebut.

Menurut pengakuannya, banyak klub di Serbia dan dataran Eropa lainnya yang sudah ia tangani dan diantarkannya menjadi juara. Tapi seperti diakuinya, ia lebih banyak menangani tim-tim akademi dan junior. "Banyak klub yang jadi juara. Saya juga sudah banyak mencetak pemain bagus dari Serbia," ujarnya.

Karena latar belakangnya lebih banyak menjadi pelatih tim junior, tak heran kalau dalam program latihan yang diberikannya kepada para pemain Persib, Jovo lebih menekankan faktor mental dan teknik dasar. "Persoalan terbesar pemain sepak bola di Indonesia adalah soal mental, konsentrasi, dan teknik dasar yang tidak bagus. Mungkin ini karena tidak ada akademi sepak bola yang bagus," tuturnya. (endan suhendra/"GM")**

Sumber: Galamedia
By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger