Jika kita mengingat, selain sukses Marek Jonata yang melahirkan para bintang Persib '86, kiprah "Si Bule" (baca: pelatih asing, red) bisa dibilang tak ada yang mentereng.
Kita coba mengingatnya di Liga Indonesia IX, Si Bule asal Polandia, Marek Andrez Sledzianowski tercatat paling gagal. Sebelum didepak, perjalanan Persib di setengah musim berada di posisi paling memalukan, yaitu juru kunci.
Beruntung ketika digantikan Si Bule Cile, Juan Antonio Paez, pada putaran kedua Persib bisa selamat dari jurang degradasi. Tapi tetap dengan catatan karena ada play-off dadakan dari PSSI. Dan ketika menangani tim sejak awal di LI XI, Paez hanya membawa Persib di peringkat 5 klasemen akhir. Meskipun tidak buruk, tapi tetap saja gagal karena gelar juara yang diharapkan.
Lantas masuk Arcan Iurie Anatolievici di LI XIII yang didaulat menggantikan pelatih Risnandar. Apa hasilnya? Tak perlu dibahas panjang lebar, karena apa yang diharapkan bobotoh, gelar juara, tak juga datang ketika ditangani pelatih asal Moldova ini.
Ada benang merah sebenarnya dari tiga kegagalan pelatih asing Persib mempersembahkan gelar. Selain ketiganya kurang paham bagaimana iklim sepak bola Indonesia sebenarnya --terutama di tubuh Persib yang beriklim "panas" dan penuh tekanan-- kesalahan memilih pemain pun menjadi salah satu faktor penting.
Era Marek Andrez Sledzianowski, Persib tertipu kedatangan trio Polandia, Maciez Dolega, Piotr Orlinski, dan Mariusz Mucharski. Walaupun di era Paez, ada beberapa pemain asing yang memberi kontribusi besar seperti Alejandro Tobar dan Claudio Lizama. Namun di era Paez juga ada beberapa penggawa asing yang jauh dari harapan, Rodrigo Lemunao, Rodrigo Sanhueza, dan Cristian Molina di antaranya.
Saat "Maung Bandung" ditangani Iurie, setali tiga uang. Pemain dengan skill "tak jelas" bisa hinggap di Bandung, seperti Brahima Traore dan Leo Chitescu.
Lantas dari mana pemain yang telah menghabiskan dana Persib itu? Kejadian ini harus mendapat perhatian besar dari manajemen Persib sekarang kala membantu Janackovic. Pelajaran seperti itu diwajibkan tak boleh terulang. Karena keledai pun tak mau terperosok di jurang yang sama.
Pemain tak jelas
Jangan sampai pemain "tak jelas" kembali menghiasi tubuh Persib, yang bisa menguras dana Persib. Saya hanya mengingatkan, karena arah menuju kedatangan pemain "tak jelas", mulai terasa. Entah itu datang dari pembisik yang ingin menikmati uang Persib atau siapa saja yang memanfaatkan ketidaktahuan Janackovic. Bisa saja termasuk para agen pemain dan calo pemain.
Kila-kila itu mulai tergambar karena tiga pemain asing non-Asia, dipastikan belum pernah bermain di Indonesia. Sementara manajemen belum tahu siapa trio tersebut.
Lebih aneh lagi ketika beberapa media yang beredar di Bandung menulis, ternyata pelatih berdarah Serbia-Prancis ini melirik nama pemain dari Divisi Utama Liga Indonesia, beberapa di antaranya hasil binaan Persib. Jika saja bidikan itu datang dari pelatih Bandung bukan masalah, karena pasti mengenal talenta bagus dan tahu iklim sepak bola Indonesia.
Tapi seandainya penilaian itu datang dari pelatih yang belum pernah merasakan iklim sepak bola Tanah Air ini, jelas harus dipertanyakan, dari mana asal nama-nama dari Divisi Utama itu bisa muncul?
Mungkin kita harus berbaik sangka, kalau pelatih yang pernah berpetualang di Liga Aljazair ini, sudah fokus mengamati sepak bola Indonesia dari mulai Divisi Utama. Sehingga nama pemain "asing" itu akhirnya muncul. Padahal target Persib adalah juara, jelas pemain pun harus ekstra diperhatikan. Jangan sampai asal sebut.
Kini walaupun Janackovic diberi wewenang penuh, manajemen harus memberi penjelasan, siapa nama-nama pemain yang disodorkan padanya. Tentu saja, juga harus ditelusuri dari mana asal nama pemain itu hingga bisa masuk catatan target buruan.
Jangan-jangan nama itu hanya permainan agen mencari untung dan calo pemain yang mengejar persenan. Lebih parah lagi, mereka tidak memikirkan bagaimana membantu merealisasikan ambisi Persib. Kita tak berharap tragedi Liga Indonesia IX terulang. Jadi, waspadalah...waspadalah!
Sumber: Galamedia
By: BP
0 comments:
Post a Comment