4 December 2009
PERSIB Bandung baru memainkan 6 laga di Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010. Dari 6 pertandingan tersebut, tim kebanggaan bobotoh itu mencatat 2 kemenangan dan 4 kekalahan. Poinnya 6 atau cuma 33,33 persen dari poin maksimal yang bisa diraih, yaitu 18.
Angka-angka itu tentu saja sangat mengkhawatirkan. Terlebih hingga saat ini, manajemen klub Persib belum mencabut atau merevisi keinginannya untuk menjadi juara pada musim ini. Jika persentase raihan poin Persib tersebut tidak bisa didongkrak hingga di atas 60 persen, buang jauh-jauh impian menjadi kampiun.
Kenapa raihan poin Persib harus di atas 60 persen?
Itu berdasarkan hitung-hitungan dan perbandingan dengan musim kompetisi sebelumnya, terutama yang menggunakan format kompetisi penuh, seperti pada Liga Indonesia (LI) IX/2003, LI X/2004 dan LSI 2008/2009. Mari kita melakukan sedikit kilas balik.
Pada LI IX/2003, Persik Kediri tampil sebagai juara kompetisi yang diikuti oleh 20 kontestan. Dari 38 laga yang dimainkannya, tim "Macan Putih" yang ketika itu ditangani pelatih Persib sekarang, Jaya Hartono, mendulang 67 poin atau 58,77% dari nilai maksimal yang bisa diraih, yaitu 114 (3 x 38 laga). Dengan mengalami 7 kekalahan, Persik unggul 5 poin dari PSM Makassar.
Setahun kemudian, pada LI X/2004, giliran Persebaya Surabaya tampil sebagai kampiun kompetisi yang diikuti 18 kontestan. Saat itu, "Bajul Ijo" mengumpulkan poin 61 atau 59,80% dari poin maksimal yang bisa dikumpulkan, yaitu 102 (3 x 34 pertandingan). Persebaya hanya unggul selisih gol dari PSM yang harus puas menjadi runner-up. Sebagai catatan, dari 34 laga, Persebaya pun hanya mengalami 7 kekalahan.
Pada LSI edisi perdana (2008/2009), Persipura Jayapura tampil sebagai kampiun dengan raihan poin fantastis, 80 atau mencapai 78,43% dari poin maksimal 102 (3 x 34 laga). Dengan hanya mengalami 4 kekalahan, Persipura unggul 24 angka dari dua rivalnya, Persiwa Wamena dan Persib yang mengoleksi 66 poin.
Jalur juara
Keperkasaan Persipura pada musim lalu itu menggagalkan ambisi Persib yang secara matematis sebenarnya selalu berada di jalur juara. Setelah kekalahan kandang dari Persija Jakarta 2-3 di Stadion Siliwangi, Persib bisa bangkit dan raihan poinnya selalu berada di atas 60 persen, bahkan mengakhiri kompetisi dengan poin 66 (64,70%).
Nah, jika ingin kembali ke jalur persaingan menuju tahta juara, Persib harus mendongkrak persentase raihan poinnya sekarang, paling tidak sama dengan musim lalu. Itu hanya bisa dilakukan jika Persib bisa terus mendulang poin penuh di kandang dan tidak banyak kehilangan poin di laga tandang. Perhatikan kiprah Persik, Persebaya, dan Persipura ketika menjadi kampiun. Persik dan Persebaya hanya mengalami 7 kekalahan sepanjang musim. Bahkan, Persipura cuma kalah 4 kali musim lalu.
Jadi, Persib harus segera menghentikan angka kekalahannya. Kalau bisa, 4 kekalahan yang sudah dialami tak boleh bertambah lagi dalam 28 laga tersisa. Kalau tidak, dan rasanya ini yang paling realistis dan masih mungkin diupayakan, Persib jangan sampai mengalami kekalahan lebih dari 7 kali. Sebab kalau di kolom kekalahan tertulis angka 8 atau lebih besar, Persib sudah bisa dipastikan bakal gigit jari lagi, seperti musim lalu.
Berat memang, tapi selamat berjuang! **
Sumber: Galamedia
By: BP
0 comments:
Post a Comment