KEMENANGAN Persela Lamongan menjadi duka bagi kubu Persib Bandung. Harapan untuk menjuarai Liga Super Indonesia sepertinya sudah harus sudah mulai dilupakan.
Performa "Maung Bandung" yang menunjukkan grafik menurun sepertinya tidak akan lagi mampu menyaingi permainan Arema Indonesia yang bermain gemilang dan kokoh memuncaki klasemen.
Buruknya koordinasi lini belakang dan tidak maksimalnya pola permainan lini per lini Persib seolah menjadi hadiah manis bagi Persela yang tengah berusaha menjauh dari zona degradasi.
Jutaan pasang mata bobotoh baik yang menyaksikan langsung di lapangan dan di dalam siaran langsung di televisi seolah menjadi saksi bagaimana anak-anak "Maung Bandung" takluk di markas "Laskar Joko Tingkir". Permainan monoton dengan komposisi pemain sama menjadi kesempatan empuk Persela yang bisa dengan mudah bisa membaca permainan Persib dan menekan sejak awal pertandingan.
Kehilangan Hilton Moriera dan Budi Sudarsono di lini depan sepertinya menjadi problem tersendiri yang sulit dipecahkan oleh pelatih Persib Jaya Hartono. Pelatih kelahiran Medan itu kehilangan amunisi untuk meracik "The Winning Team". Meski mampu menyarangkan dua gol ke gawang Persija di laga sebelumnya, tetapi secara kasat mata ujung tombak Persib sepertinya tidak lagi menakutkan bagi lawan-lawannya.
"Kami tidak punya pilihan pemain lagi. Striker kami tinggal Gonzalez dan Airlangga saja dan tidak ada alternatif lain. Solusinya kami tinggal memaksimalkan gelandang yang punya naluri menyerang untuk tempati posisi depan yaitu Atep atau Satoshi," kata Jaya.
Kekalahan 0-1 dari tuan rumah Persela di Stadion Surajaya Lamongan kemarin malam menjadi kekalahan kesembilan kalinya bagi kubu Persib di kandang lawan. Tim kebanggaan warga Jawa Barat tersebut hanya mampu memenangi dua kali partai tandang, yaitu menang 0-2 saat bertandang melawan Bontang FC dan 1-3 saat mengalahkan Persik Kediri.
Julukan "jago kandang" semakin melekat di kubu "Pangeran Biru" sepertinya harus segera dihilangkan mengingat Persib masih harus melakoni laga tandang di tiga pertandingan ke depan. Sabtu (10/4) Persib bertandang ke kandang Persijap Jepara, kemudian Sabtu (24/4) melawan Pelita Jaya karawang di kandangnya dan dijamu Persitara Jakarta Utara pada Rabu (28/4). Sementara sisa lima pertandingan lainnya akan dilakoni di Stadion Si Jalak Harupat.
Beban berat sepertinya harus dipikul pelatih yang pernah menjadi pemain tim nasional itu selaku penanggung jawab segala keputusan teknis. Jaya dituntut untuk segera melakukan evaluasi dan pembenahan bentuk permainan tim yang sepertinya sudah mudah dibaca lawan dan tidak lagi menjadi senjata ampuh Persib.
"Koordinasi lini belakang masih sering kurang saat mendapat tekanan. Pemain sering ragu untuk menutup pergerakan pemain lawan," kata Jaya.
Lini belakang Persib yang sudah kebobolan 28 kali memang sudah lama menjadi sorotan publik bobotoh dan harus menjadi fokus perhatian untuk dievaluasi. "Saya akan evaluasi permainan tim secara menyeluruh, terutama lini belakang yang masih mudah goyah saat di serang," kata pelatih berusia 46 tahun itu.
Semua memang harus dikembalikan kepada pelatih yang meracik kekuatan tim. Bobotoh yang sudah lama merindukan Persib menjadi juara tentunya akan menjadi saksi bagaimana Persib bisa bangkit dan permainan baru atau stagnan dengan permainan yang sama. (Krishna Ahadiyat/"PR)***
Sumber: PR
By: BP
0 comments:
Post a Comment