RENOVASI SI JALAK HARUPAT MENCAPAI 80 PERSEN

21 December 2010

SOREANG, (PR).-
Pengerjaan renovasi lapangan Si Jalak Harupat sudah mencapai 80 persen. Idealnya lapangan dapat digunakan pada Maret 2011 nanti. Hal itu sesuai dengan perhitungan masa kestabilan rumput lapangan setelah tiga bulan perawatan mulai awal tahun. Saat ini, meski rumput sudah ditanami pada seluruh permukaan lapangan, kondisinya masih rapuh.

Demikian diungkapkan oleh pegawai pengelola rumput lapangan Si Jalak Harupat Deni Targana yang ditemui di Stadion Si Jalak Harupat, Senin (20/12).

Menurut dia, pemakaian stadion bisa saja digunakan lebih awal dari perhitungan, seperti bisa dipakai pada Februari mendatang. Namun, saat itu kondisi rumput belum sepenuhnya stabil. Rumput yang bagus harus melalui tahapan perawatan intensif yang memakan waktu 3 hingga 6 bulan.

"Setelah melalui tahapan tersebut, akar rumput akan menancap lebih kuat atau terkunci dengan tanah. Tinggal pemeliharaan rutin saja," katanya.

Deni mengatakan, saat ini pihaknya telah menanami rumput matrela asal Australia sejak dua pekan lalu. Selasa (21/12) ini akan dipangkas kemudian pada bagian yang belum rata atau masih ada lubang ditaburi pasir genting halus. Setelah itu, lapangan kembali diratakan oleh stoomwall skhusus dan terakhir di-roll layaknya lapangan golf untuk memperoleh hasil rumput akhir yang rapi dan hijau.

"Dalam sela proses tersebut, kami lakukan pemupukan dan proses yang harus dilalui sebelum masa perawatan itu kami prediksikan akan selesai hingga akhir tahun ini," ucapnya.

Sementara itu, Ugun salah seorang pegawai dari pengembang yang ditemui di lokasi mengatakan, saat ini pengerjaan perbaikan stadion sudah mencapai 80 persen. Saat ini, perawatan rumput lapangan bersamaan dengan perataan trek di sekeliling lapangan yang menggunakan pasir genting.

Berdasarkan pengamatan "PR", Senin (20/12), perataan trek baru mencapai separuh keliling lapangan. Sementara itu, rumput liar di sekitar trek pun masih tumbuh lebat. Ugun mengatakan, pihaknya pun melakukan pemberantasan rumput liar di sekitar trek maupun lapangan. Menurut dia, rumput liar tersebut mudah dimusnahkan dalam waktu hitungan hari. Namun, berbeda dengan rumput teki yang menjadi parasit pada rumput lapangan. Perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan pemberantasan rumput liar di luar lapangan.

Selain itu, kata Ugun, untuk menghilangkan rumput liar tersebut terbilang bisa menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Untuk tiga kali perawatan, pengelola harus mengeluarkan dana Rp 21 juta untuk memberantas rumput teki tersebut.

Sementara itu, hanya tiga pekerja projek yang sedang melakukan perbaikan stadion, Senin (20/12). Dua di antaranya sedang meratakan tanah di pinggir gawang. Lahan tersebut diperuntukkan bagi para fotografer ketika pertandingan berlangsung. Selain mereka berdua, di dalam stadion terdapat seorang operator stoomwalls. (A-183)***

Sumber: PR

By: BP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger