Persib Pindah Ke LPI? Tinggal Ketok Palu

26 January 2011
Bobotoh Persib yang hadir di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1) lalu untuk menyaksikan laga antara Persib dan Arema kompak berteriak meminta Maung Bandung hijrah ke Liga Primer Indonesia (LPI) sebagai ekspresi kekecewaan karena tim kesayangan mereka lagi-lagi dikerjai wasit. Wakil direktur utama Persib M. Farhan pun bereaksi melalui laman resmi klub.

Menurut Farhan, pindah ke LPI bukan sekedar wacana internal, tetapi tinggal menunggu ketok palu, pindah atau tinggal dan manajemen tengah mengumpulkan pertimbangan-pertimbangan sekaligus menghitung untung-rugi jika pergi meninggalkan Superliga Indonesia (ISL).

Salah satu yang menjadi faktor pertimbangan adalah keterikatan Persib dengan sponsor. Hampir semua kontrak sponsor yang didapat tim terikat pada dua kompetisi, yaitu ISL dan Piala Indonesia. Untuk pindah, Persib harus melakukan negosiasi ulang terlebih dahulu.

Farhan kemudian mengakui jika LPI sudah menyodorkan banyak keuntungan bagi Persib dan pihaknya masih menunggu tawaran serius. Sementara PSSI bukannya memberi keuntungan atau perbaikan, mereka malah megneluarkan ancaman memecat Persib dari keanggotaan PSSI jika terbukti dengan sengaja memasang papan iklan LPI di Stadion Siliwangi saat pertandingan melawan Arema.

Di laman yang sama, Farhan mengeluarkan kritisi bagi LPI dan ISL sekaligus. Menurutnya LPI bukannya tanpa kelemahan, dia menyoroti banyaknya venue pertandingan yang tidak memenuhi standar nasional. Sementara bagi ISL, dia mempersoalkan ketidakmampuan PSSI menuntaskan masalah kualitas wasit di semua level kompetisi. (gk-15)

Sumber: Goal
By: BP
Read more >>

Munadi Harus Jalani Operasi

STD. SILIWANGI,(GM)-
Setelah mendapatkan second opinion (pendapat kedua, red) dari dokter ahli di Bandung, dokter tim Persib, dr. Rafi Ghani akhirnya mengeluarkan rekomendasi keharusan Munadi naik ke meja operasi untuk menyembuhkan cedera ligamen yang dialaminya. Cedera lutut kanan itu dialami Munadi pada saat mengikuti seleksi pembentukan timnas U-23 di Jakarta, pekan lalu.

"Ada satu robekan di ligamen Munadi. Berdasarkan second opinion itu, saya rekomendasikan agar Munadi naik ke meja operasi," kata Rafi usai sesi latihan pagi di Stadion Siliwangi, Selasa (25/1).

Sebelum mengeluarkan rekomendasi harus operasi untuk Munadi, Rafi merasa perlu meminta second opinion karena berdasarkan hasil MRI, dokter timnas sempat menyatakan penyembuhan cedera Munadi tidak harus melalui operasi. "Tapi, waktu saya minta pernyataan tertulis, dokter timnas tidak berani memberikan garansi," jelas Rafi.

Kendati sudah mengeluarkan rekomendasi harus masuk ke meja operasi, Rafi menyerahkan keputusan akhir kepada Munadi. "Sekarang, keputusan ada di tangan pemain bersangkutan. Bersedia atau tidak dioperasi," kata Rafi.

Ketika ditanyakan apakah Munadi bisa sembuh hanya dengan melakukan terapi tanpa operasi, Rafi mengatakan bisa saja. "Hanya saja ada risiko yang dihadapi Munadi. Terutama kemungkinan kambuh dan nantinya rentan cedera lagi. Karena itu, saya pribadi tetap akan menyarankan Munadi tetap operasi," katanya.

Jejen dan Nova

Selain Munadi, ada dua pemain Persib lainnya yang masuk dalam daftar cedera. Mereka adalah Nova Arianto dan Jejen Zaenal Abidin. Untuk mengetahui kondisi cedera lutut yang dialaminya sejak masa pemusatan latihan di Indramayu, Jejen sudah melakukan pemeriksaan MRI pada Selasa (25/1). "MRI untuk Jejen sudah. Tapi hasilnya belum diketahui. Mungkin dalam beberapa hari ke depan," kata Rafi.

Berbeda dengan Munadi dan Jejen yang absen pada sesi latihan perdana untuk menghadapi tur Papua, Nova tetap hadir di Stadion Siliwangi. Namun bek bernomor punggung 30 ini hanya berlatih ringan di pinggir lapangan. "Kalau Nova hanya membutuhkan fisioterapi saja," ujar Rafi. (B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Wasit "Bermain" Bukan Hal Baru

STD. SILIWANGI,(GM)-
Keberadaan oknum wasit yang turut "bermain" dan menentukan hasil akhir sebuah pertandingan sepak bola di Indonesia, bukan merupakan barang baru. Begitu juga dengan keterlibatan pihak-pihak tertentu yang "memesan" wasit untuk memenangkan tim tertentu. Seperti halnya isu suap terhadap pemain, praktik-praktik kotor yang dilakukan oknum wasit tersebut dinilai sudah menjadi rahasia umum.

"Saya tidak mau berkomentar soal wasit. Tapi, hal-hal seperti itu, saya kira sudah ada sejak lama dan sekarang sudah menjadi rahasia umum," kata pelatih Persib, Daniel Roekito, usai memimpin sesi latihan pagi di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa (25/1).

Meskipun sudah lama terjadi, praktik-praktik kotor yang sudah menjadi potret buram sepak bola Indonesia ini sulit diberantas. "Hal-hal seperti itu memang sulit dibuktikan," ujar mantan pelatih Persiba Balikpapan ini.

Mantan pemain Persib dan tim nasional Indonesia di era 1960-an, Emen Suwarman juga membenarkan adanya wasit yang turut "bermain" di zamannya. Hanya saja, Emen menilai "permainan" wasit sekarang justru lebih parah dibandingkan pada saat ia bermain bola. "Wasit seperti itu memang sudah ada. Tapi rasanya tidak separah sekarang," kata pemain yang turut mengantarkan tim "Merah-Putih" menjuarai Merdeka Games tahun 1962 ini.

Pesimis di Wamena

Masih adanya faktor-faktor nonteknis yang melibatkan oknum wasit inilah yang menjadikan Daniel pesimis pasukannya bisa mencuri angka saat bertanding menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena, Minggu (30/1). Saking pesimisnya, Daniel sempat bergurau kalau dirinya hanya akan membawa 12 pemain saja ke Wamena, sedangkan pemain lainnya ditinggalkan di Jayapura untuk konsentrasi menghadapi Persipura.

"Tapi yang penting, kita usaha dulu saja. Kalau memang tidak tembus juga, kita hanya akan bawa 12 pemain saja. Yang lain tinggal di Jayapura saja, karena lawan Persipura masih bisa diusahakan," katanya sambil tersenyum.

Meski demikian, Daniel tetap akan berusaha menyiapkan mental pasukannya untuk menghadapi kemungkinan gangguan nonteknis tersebut. Salah satunya dengan meminta para pemain untuk cuek terhadap apa pun keputusan wasit. "Sekarang ini, saya tidak mau memikirkan wasit. Sebab, kalau dipikirkan terus jadi malas latihan. Kita latihan pagi-sore, tahu-tahu dalam satu setengah jam kita dicurangi, 'kan rugi dan menyakitkan. Lebih baik saya tidak memikirkannya," lanjutnya. (B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Daniel: Fokus Saja ke LSI!

STD. SILIWANGI,(GM)-
Ketika manajemen klub Persib Bandung masih berada di simpang jalan, pelatih Daniel Roekito meminta seluruh anggota skuadnya untuk fokus menghadapi pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011. Ia tidak mau, Eka Ramdani dan kawan-kawan terpengaruh isu bakal hijrahnya Persib ke Liga Primer Indonesia (LPI).

"Sekarang ini, anginnya lagi ke utara, selatan, timur, barat. Karena itu, kepada pemain saya minta untuk fokus kepada kewajiban mereka sebagai pemain. Kewajiban pemain adalah latihan dan mengikuti jadwal pertandingan. Untuk urusan lain, serahkan saja kepada pengurus," kata Daniel, usai sesi latihan Persib di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa (25/1).

Seperti diberitakan, buntut dari kekecewaan terhadap kinerja wasit pada laga melawan Arema Indonesia, Minggu (23/1), manajemen Persib sempat mempertimbangkan tuntutan publik agar tim kebanggaan bobotoh ini hijrah ke LPI. Hingga Selasa (25/1), Persib belum juga mengumumkan sikapnya.

Sesuai jadwal yang sudah dirilis PT Liga Indonesia (PT LI), Persib akan menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena, Minggu (30/1) dan Persipura Jayapura di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (2/2). Karena itu, mulai sesi latihan kemarin, Daniel fokus mempersiapkan tim menghadapi dua tur maut tersebut.

Benahi kesalahan

Ketika ditanya mengenai kesiapan pasukannya menuju tanah Papua, Daniel mengatakan, dari sisi performa, anak asuhnya terus mengalami peningkatan. Selain itu, katanya, Eka Ramdani dan kawan-kawan pun sudah menunjukkan karakter permainan yang diinginkannya, seperti bermain dalam tempo cepat dan pressure ketat.

Meskipun demikian, Daniel mengakui masih ada kelemahan yang harus dibenahi, terutama masalah mental dan kontrol emosi. "Kontrol emosi itu perlu. Hanya memang kondisi mental itu tergantung dengan keadaan di lapangan. Contohnya Gonzales. Sudah kerja keras di lapangan, kalau wasitnya begitu sadis pasti bikin sakit hati. Kalau sudah begitu memang sulit," kata Daniel.

Selain itu, Daniel juga masih menyoroti lini pertahanannya yang masih kebobolan oleh gol-gol yang "tidak enak dipandang". "Lihat, gol-gol yang terjadi ke gawang kita, semuanya tidak enak. Kebanyakan dari bola mati. Itu harus diperbaiki," katanya.(B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

DANIEL ROEKITO FOKUS PADA PERSIAPAN TIM

25 January 2011

BANDUNG, (PR).-
Tim Persib tetap mempersiapkan diri dan fokus pada latihan untuk menghadapi laga tandang melawan tuan rumah Persiwa Wamena dan Persipura, meski manajemen Persib Bandung tengah mempertimbangkan pindah dari Liga Super Indonesia (LSI) ke Liga Primer Indonesia (LPI).

"Kami lebih memilih fokus pada tim untuk mengembalikan mental pemain yang ngedrop. Masalah pindah ke LPI itu semua kami serahkan kepada pihak manajemen," ujar Pelatih Persib Daniel Roekito saat dihubungi, Senin (24/1).

Sebagai pelatih, Daniel lebih memilih bersikap profesional. Dirinya dikontrak Persib untuk melatih dan itu menjadi tugas yang harus diembannya dengan penuh tanggung jawab. Oleh karenanya, pelatih yang pernah mengarsiteki Persiba Balikpapan dan Persik Kediri itu fokus memikirkan persiapan tim sebelum melakoni dua laga tandang di Papua.

"Bagaimanapun, kami tentu sakit dan menyesalkan dengan ulah wasit yang merugikan tim dan membuat penonton terprovokasi. Namun, yang jadi pikiran sekarang, saya harus profesional dan berusaha maksimal membangkitkan kondisi tim yang sempat dirundung kekecewaan," kata Daniel.

Untuk itu, dia menegaskan agar para pemain kembali fokus pada latihan dan memulihkan kepercayaan dirinya kembali. Pihaknya akan membahas strategi pada latihan Selasa (25/1) di Stadion Siliwangi.

Secara terpisah, kapten Persib Eka Ramdani mengaku sempat bingung dengan adanya kemungkinan Persib pindah ke LPI. Namun begitu, dirinya mantap untuk tetap profesional sebagai pemain yang membela tim kebanggaan warga Bandung dan Jabar tersebut. Eka sepenuhnya menyerahkan masalah tersebut kepada manajemen.

"Sempat bingung jugas sih. Namun, sebagai pemain, apa mungkin kita sudah dikontrak, terus Persibnya ke kanan, kita malah ke kiri," ujar Eka.

Meski begitu, Eka mengaku hal tersebut bukan menjadi pikiran baginya. Meski kadang jenuh dengan kompetisi yang tidak sehat, Eka akan melupakan hal itu dan kembali fokus pada laga Persib berikutnya.

"Wasit LSI memang bukan sekali membuat pemain emosi dan menghambat bermain baik," ujarnya. (A-190) ***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

PINDAH KE LIGA PRIMER MENJADI SOLUSI

BANDUNG, (PR).-
Sebagian besar bobotoh menilai pindah dari Liga Super Indonesia (LSI) ke Liga Primer Indonesia (LPI) menjadi solusi terbaik bagi Persib Bandung yang sering kali merasa dirugikan kepemimpinan wasit di LSI. Hal itu salah satunya mencuat pada laga Persib kontra Arema Indonesia Minggu (23/1) yang diwarnai kericuhan. Bobotoh begitu jelas meminta Persib berkiprah di LPI lewat nyanyian, teriakan, dan bentangan spanduk.

"Sebagai bobotoh saya melihat masa depan Persib tidak jelas bila berada di kompetisi yang diurus oleh organisasi yang kusut seperti PSSI sekarang. Saya lihat LPI memiliki harapan lebih menjanjikan untuk menjadi solusi bagi Persib," ujar Panglima Viking, Ayi Beutik saat dihubungi di Bandung, Senin (24/1).

Ayi menilai PSSI merupakan akar permasalahan kacaunya kompetisi sepak bola di Indonesia. Ia melihat PSSI sebagai benang kusut dan menjadi organisasi dengan manajemen yang jauh dari harapan publik sepak bola.

"Saya pikir bertahan di liga PSSI pun akan terus banyak polemik, politik, tidak bisa berkembang dan banyak melahirkan tindakan anarkistis seperti ricuh kemarin," ujarnya.

Menurut dia, kericuhan tidak bisa sepenuhnya menyalahkan penonton. Namun hal itu lebih pada bentuk akumulasi kekecewaan selama ini. Dengan begitu, harus ada solusi nyata untuk memperbaiki sepak bola Indonesia yang memang sudah seperti itu. "Kalau begini terus, mau sampai 20 tahun lagi juga akan tetap kusut dan tidak berkembang," ujarnya.

Sementara Sekjen Bomber, Nevi Effendi menilai LPI memang menjadi salah satu solusi bagi Persib. Sebagai bobotoh ia pun mendukung Persib untuk maju di kompetisi mana pun. Namun begitu, menurut dia, pindah ke LPI dapat menjadikan polemik bagi Persib. Sebab yang utama bagi bobotoh adalah prestasi.

"Pindah ke LPI bisa jadi hanya spontanitas dan akumulasi kekesalan bobotoh terhadap kualitas kompetisi dan mandeknya prestasi Persib yang sudah tiga kali ganti pelatih di musim ini," katanya.

"LPI bisa menjadi solusi, tetapi mungkin saat ini lebih baik klub-klub bersatu untuk berdemo dan mengubah kondisi PSSI. Namun bila pindah ke LPI sebagai bobotoh siap mendukung Persib di kompetisi mana pun," ujarnya.

Manajemen Persib sendiri saat ini tengah memikirkan solusi terbaik bagi Persib di te-ngah keinginan sebagian besar bobotoh untuk pindah ke LPI.

"Kami akui saat ini banyak bobotoh yang mendesak Persib pindah ke LPI. Kami secepatnya akan menggelar pertemuan dengan pengurus yang lain untuk menentukan langkah terbaik bagi Persib. Kita ambil jalan terbaik yang enak untuk semua secepatnya," ujar Manajer Persib Umuh Muchtar yang dihubungi secara terpisah.

Namun begitu, Umuh merasa kecewa terhadap ulah bobotoh yang ricuh dan melakukan perusakan. Menurut dia, ulah sebagian bobotoh tersebut justru semakin merugikan Persib.

"Bobotoh seharusnya dewasa. Marah boleh asal jangan merusak. Kalau ricuh seperti kemarin, Persib sendiri yang rugi. Kita harus membayar ganti rugi kerusakan yang tidak sedikit, belum lagi ancaman sanksi," ucapnya. (A-190)***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

TERANCAM TANPA PENONTON

DAMPAK DARI KASUS KERUSUHAN LAGA PERSIB VS AREMA

BOBOTOH merusak panggung kamera televisi yang sudah dirobohkan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan Liga Super Indonesia 2011 antara Persib melawan Arema Indonesia di Stadion Siliwangi, Bandung, Minggu (23/1) malam. Akibat kerusuhan tersebut, Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Jaya Subriyanto akan mempertimbangkan pemberian izin untuk laga Persib di kandang.* ANDRI GURNITA/"PR"

BANDUNG, (PR).-
Buntut dari kerusuhan yang terjadi pada laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) antara Persib Bandung dan Arema Indonesia, di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Minggu (23/1), Polrestabes tetap memberi izin pertandingan berikutnya. Ka-laupun diizinkan, pertandingan digelar tanpa penonton.

"Untuk ke depannya, kita akan mempertimbangkan kembali izin laga Persib Bandung di Bandung. Kalaupun diizinkan, kemungkinan tanpa ada pe-nonton," kata Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Jaya Subriyanto, kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Senin (24/1).

Jaya menjelaskan, alasan mempertimbangkan pemberi-an izin untuk laga Persib Bandung di kandang melihat dari insiden kerusuhan yang terjadi pada Minggu (23/1) malam. Pasalnya, pada laga tersebut, sempat terjadi kerusuhan.

"Semalam saya sudah ber-bicara dengan panitia penyelenggara. Akan tetapi, kami belum mendapatkan keterang-an bahkan hari ini mereka belum datang ke sini untuk memberikan laporan," ujar Jaya.

Lebih lanjut, Jaya menga-takan, terkait perusakan "The Original Fanshop Viking", di Jalan Banda No. 9, Kota Bandung seusai laga, yang diduga dilakukan oleh oknum polisi, ia mengaku belum menerima laporannya. "Kami belum mengetahui bagaimana kronologi kejadiannya. Kita pun belum menerima laporan tentang perusakan toko tersebut," ucapnya. Dia menambahkan, untuk kejadian tersebut masih dalam penyelidikan.

Jaya mengungkapkan, dalam bentrokan tersebut, Kabag Ops Ajun Komisaris Besar Daniel Y.K. harus mendapatkan empat jahitan di pelipis mata sebelah kiri. Saat itu, Daniel diduga terkena lemparan batu. Ditemui di tempat terpisah, Beton (30) saksi mata perusakan menuturkan, bahwa kejadian tersebut berlangsung cepat.

"Saat itu kami sedang nongkrong di depan toko. Tiba-tiba polisi berseragam lengkap melakukan penyerang-an terhadap kami tanpa alasan jelas. Bahkan ada rekan kami perempuan yang terkena pukulan mereka," ujarnya.

Dia menambahkan kejadian tersebut berlangsung sekitar 10 menit pada pukul 22.15 WIB. Dari dua belas orang yang terluka, tiga di antaranya perempuan. Menurut Beton, ada se-orang korban, yaitu Adia Eki alias Pongol harus dilarikan ke Rumah Sakit Borromeus. Pongol mengalami luka serius di bagian kepala dan sempat muntah-muntah dua kali.

Dampak dari kejadian tersebut, kaca dan pagar toko me-ngalami kerisakan. Beton be-lum dapat menaksir berapa kerugian dari kejadian itu. Berdasarkan data yang dihimpun, malam itu sekitar puluhan anggota polisi dari Polrestabes Bandung mendatangi "The Original Viking Fanshop". Kejadian itu merupakan buntut dari bentrokan seusai pertandingan Persib kontra Arema.

Buntut dari kerusuhan bobotoh di Stadion Siliwangi kerugian ditaksir lebih dari Rp 20 juta. Angka tersebut dikalkulasi dari kerusakan pagar pembatas dan kursi penonton di tribun VIP. "Ada tiga bagian pagar yang rusak dijebol oleh bobotoh pada pertandingan itu. Ditaksir kerugian sekitar Rp 20 juta," ujar Kepala Penerangan Kodam III Siliwa-ngi Letnan Kolonel Isa Haryanto. Lebih lanjut dia menga-takan, ada sekitar tiga puluh bangku yang dirusak saat kerusuhan. (A-195)***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

LIGA PRIMER MEMBUKA PINTU LEBAR BAGI PERSIB

JAKARTA, (PR).-
Konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) membuka pintu lebar-lebar bagi Persib Bandung jika berminat pindah ke kompetisi yang sudah tidak menggunakan dana APBD ini. Dengan bergabungnya Persib ke LPI, maka akan semakin mempercepat perkembangan ke arah industri sepak bola profesional di Indonesia.

Humas LPI Abi Hasantoso mengatakan, saat ini LPI sedang kebanjiran peminat. Sedikitnya ada tiga klub yang sedang mereka verifikasi, dan ada tiga klub yang sempat mengutarakan keinginannya bergabung kepada media, yakni Persik Kediri, Persijap Jepara, dan Persib Bandung. Namun, terkait dengan Persib, menurut Abi, pihaknya akan membuka pintu selebar-lebarnya jika memang Persib ingin bergabung.

"Kehadiran Persib akan memberikan dampak positif bagi industri sepak bola yang sedang mereka bangun. Namun memang, hingga saat ini belum ada pertemuan antara konsorsium Persib dan pihak LPI," ujarnya.

Terkait dengan satu tempat sisa jatah klub yang ada di LPI, menurut Abi, dengan masuknya banyak klub yang berminat, maka bukan tidak mungkin akan ada perubahan skema klub yang akan bertanding pada kompetisi. "Jika Persib masuk, dia akan menjadi prioritas. Kami akan langsung setujui, dan menjadikan Persib klub ke-20 atau klub terakhir jika menggunakan skema awal, yakni 20 klub. Namun, jika klub lain yang sudah lolos verifikasi berminat, ada kemungkinan penambahan menjadi 22 klub," katanya.

Menurut Abi, ada beberapa kriteria yang menjadikan Persib mendapat prioritas utama. Persib merupakan klub legendaris, memiliki prestasi yang stabil, menjadi salah satu klub yang menyumbangkan pemain timnas terbanyak. Lalu, memiliki suporter yang banyak tetapi terorganisasi, serta sudah tidak lagi bergantung kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menghidupi klub.

"Persib itu sudah tidak perlu diverifikasi, tidak ada masalah lagi, karena memang mereka sudah menjalani klub profesional sejak dua tahun lalu, dengan dikelola konsorsium sebagai badan hukum. Verifikasi yang akan kami lakukan hanyalah apakah Persib mau bergabung atau tidak, jika mau, mereka tinggal jalan," ujarnya.

Masuknya Persib ke LPI, kata Abi, tidak menutup kemungkinan akan diikuti tim-tim besar lainnya. Dengan begitu, menurut dia, semakin mempercepat perkembangan sepak bola yang positif dan profesional. "Rencana promosi dan degradasi yang awalnya direncanakan baru bisa berjalan pada tahun ketiga, kemungkinan bisa dipercepat menjadi tahun kedua, setelah melihat antusiasme dan banyaknya klub yang ingin masuk," ucapnya. (A-161) ***


Sumber: PR
By: BP
Read more >>

Percuma Persib Bertahan di LSI

AHMAD YANI,(GM)-
Sejumlah pentolan Viking Persib Club menyampaikan secara langsung aspirasi dan tuntutannya agar Persib Bandung menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI) kepada Manajer Persib, H. Umuh Muchtar. Penyampaian aspirasi itu dilakukan di pelataran parkir Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Senin (24/1) sekitar pukul 00.30 WIB.

"Percuma bertahan di LSI (Liga Super Indonesia, red) pun, Pak Haji. Sebaiknya pindah saja ke LPI," kata Ayi "Beutik" Suparman, salah seorang pentolan Viking Persib Club.

Menurut Beutik, selain kepemimpinan wasit yang lebih baik, dengan menyeberang ke LPI, Persib juga bakal mendapatkan suntikan dana segar dari konsorsium pengelola kompetisi yang oleh PSSI dianggap ilegal itu. "Bobotoh bakal mendukung jika Persib pindah ke LPI," kata Beutik.

Dukungan dan tuntutan bobotoh agar Persib menyeberang ke LPI sebenarnya sudah menggema sejak Persib dikalahkan Persisam Putra Samarinda di Stadion Segiri Samarinda, 20 Januari lalu. Ketika itu, bobotoh kecewa dengan kepemimpinan wasit Suharto yang memimpin laga itu. Koor bobotoh agar Persib hijrah ke LPI kembali berkumandang di seantero Stadion Siliwangi ketika sejumlah keputusan wasit Najmudin Aspiran dinilai mereka kembali merugikan Persib.

Selain di Stadion Siliwangi dan disampaikan langsung oleh beberapa pentolan Viking, dukungan agar Persib hijrah ke LPI pun ramai di situs jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. (B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Semua karena Kecurigaan terhadap Wasit

AHMAD YANI,(GM)-
Mantan wasit Liga Super Indonesia (LSI) yang kini menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI), Fiator Ambarita mengaku sangat prihatin dengan insiden penyerangan terhadap rekan seprofesinya, Najamudin Aspiran yang memimpin laga Persib Bandung kontra Arema Indonesia di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (23/1).

Menurutnya, aksi penyerangan tersebut diakibatkan akumulasi kekecewaan dan kecurigaan bobotoh, pengurus, dan semua elemen yang ada terhadap korps pengadil.

"Sebagai rekan seprofesi, saya tentu saja merasa prihatin dengan apa yang dialami Najamudin. Mungkin, Najamudin tidak terkait apa-apa dengan salah satu tim yang bermain. Tapi karena semuanya sudah curiga terhadap wasit dan kekecewaan sebelumnya terakumulasi, jadinya seperti ini," kata Fiator ketika dimintai komentarnya soal insiden yang menimpa Najamudin di pelataran parkir Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Senin (24/1).

Kendati demikian, Fiator menolak memberikan penilaian terhadap kinerja wasit LSI dan membeberkan apa sebenarnya yang terjadi di internal perwasitan, termasuk isu banyaknya campur tangan kepentingan pihak tertentu di dalamnya. "Meski sekarang saya sudah di LPI, saya tidak mau mengomentari itu," kata Ketua Asosiasi Wasit LPI ini.

Bangun kesadaran

Agar insiden penganiayaan dan intimidasi terhadap wasit tidak terulang, Fiator mengharapkan semua elemen bisa membangun kesadaran bahwa hasil pertandingan itu bukan ditentukan oleh aparat pertandingan, melainkan kesiapan tim sendiri.

"Bahwa wasit ada yang membuat kesalahan, itu pasti. Tapi kalau semuanya menyadari, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Kesalahan wasit dalam membuat keputusan bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga sepak bola internasional. Tapi karena semuanya sadar, jarang terjadi penyerangan terhadap wasit," katanya.

Meskipun demikian, Fiator juga mengingatkan rekan-rekan seprofesinya untuk memperbaiki kualitas kepemimpinannya. "Kepada teman-teman wasit yang lain, saya selalu bilang, jangan membuat keputusan yang membuat kekecewaan berlebihan. Sebab hal itu akan terakumulasi. Kita (wasit, red) akan sangat senang jika usai pertandingan, semua pihak bersalaman dan menerima hasil akhir. Yang kalah tidak menyalahkan wasit, tapi mengevaluasi persiapan timnya," ujarnya. (B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Persib di Simpang Jalan

AHMAD YANI,(GM)-
Besarnya tuntutan bobotoh agar Persib Bandung meninggalkan Liga Super Indonesia (LSI) dan menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI) membuat manajemen klub berada di simpang jalan.

Tuntutan bobotoh itu muncul sebagai buntut kekecewaan mereka terhadap kinerja wasit LSI yang dinilai selalu merugikan tim kebanggaannya. Puncak pelampiasan kekecewaan bobotoh terjadi pada laga Persib kontra Arema Indonesia di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (23/1), yang berakhir rusuh.

Meskipun tuntutan bobotoh begitu besar dan manajemen klub juga merasakan adanya ketidakadilan dari sejumlah keputusan sang pengadil, sejauh ini Persib belum mengambil sikap. Tapi Manajer Persib yang juga Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), H. Umuh Muchtar menjanjikan bakal membicarakan tuntutan bobotoh itu dalam rapat internal klub.

"Semuanya harus kita bicarakan dulu dengan jajaran komisaris, direksi, dan pemegang saham. Dalam waktu dekat, kita akan mengadakan pertemuan. Nanti setelah ada keputusan, pasti akan saya sampaikan pada media," kata Umuh dalam perbincangan dengan "GM" dan beberapa pentolan Viking Persib Club di Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Senin (24/1) sekitar pukul 00.30 WIB.

Dalam kesempatan tersebut, Umuh juga mengungkapkan kegalauannya dalam menyikapi tuntutan bobotoh tersebut. Sebagai seorang bobotoh, Umuh mengaku sangat merasakan kekecewaan bobotoh terhadap kinerja wasit, termasuk Najamudin Aspiran yang memimpin laga Persib kontra Arema.

"Terus terang, saya sampai kehilangan nafsu makan. Pulang ke rumah pun saya belum tentu bisa tidur. Tadi juga (pada saat mencoba menenangkan bobotoh yang rusuh, red), saya sampai menangis. Saya tahu, bobotoh pasti kecewa. Begitu juga dengan saya. Bukan hanya di luar kandang, di Bandung pun kita dikerjai wasit," ujar Umuh. Karena merasa terus-menerus dirugikan, Umuh pun punya niatan untuk menyampaikan protes secara resmi ke PSSI.

Tidak mudah

Bukan hanya bobotoh, dukungan agar Persib menyeberang ke LPI juga diungkapkan sejumlah pemain usai pertandingan melawan Arema. Namun menurut mantan pemain Persib, Risnandar Soendoro, tuntutan bobotoh agar Persib menyeberang ke LPI itu tidak akan semudah membalikkan tangan.

"Saya rasa keinginan untuk menyeberang ke LPI itu sifatnya emosional, sesaat. Lagi pula, prosesnya tidak akan mudah. Saya kira Persib pun harus mengajak bicara terlebih dulu klub-klub anggota Pengcab PSSI Kota Bandung yang secara historis menjadi pendiri Persib," kata Risnandar. (B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Manajemen Pasrah

AKIBAT insiden kerusuhan yang terjadi pada laga kontra Arema Indonesia di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1), Persib Bandung hampir bisa dipastikan bakal mendapatkan sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Namun sanksi apa yang bakal dijatuhkan Komdis PSSI itu, sejauh ini belum diputuskan.

Kendati demikian, manajemen klub Persib menyadari sanksi dari Komdis PSSI itu hanya tinggal mengetuk palu saja. Karena itu, mereka tampak pasrah dengan bakal diterimanya sanksi tersebut.

"Saya sangat menyesalkan adanya insiden kerusuhan ini. Tapi itu semua dipicu kepemimpinan wasit yang banyak merugikan. Kalau soal sanksi, kemungkinannya untuk Panpel Persib," kata Manajer Persib, H. Umuh Muchtar ketika berbincang dengan "GM" dan beberapa pentolan Viking Persib Club di pelataran parkir Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Senin (24/1) sekitar pukul 00.30 WIB.

Dalam kesempatan itu, Umuh pun menyatakan bakal bertanggung jawab atas segala kerusakan stadion yang diakibatkan kerusuhan tersebut. Nanti siang (Senin, red), saya akan meminta maaf kepada Kodam III/Siliwangi atas kerusuhan ini," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Panpel Persib, Budi Bram Rachman mengatakan, Umuh dan perwakilan Panpel Persib sudah menyatakan kesiapannya mengganti segala kerusakan ketika mengadakan pembicaraan dengan pengelola Stadion Siliwangi.

"Tadi siang (kemarin, red), Pak Haji sudah bertemu Kajasdam dan menyatakan kesiapannya membayar ganti kerusakan stadion," kata Bram.

Soal kemungkinan sanksi, Bram mengaku belum mendapatkan panggilan sidang dari Komdis PSSI maupun dari pihak kepolisian, terkait dengan izin pertandingan selanjutnya.

"Karena itu, untuk pertandingan kandang selanjutnya, kita tetap mengajukan izin. Soal dikeluarkan atau tidak izinnya, itu tergantung analisais pihak kepolisian," kata Bram.

Tentang sanksi dari Komdis PSSI, Bram mengatakan, pihaknya pasti akan melakukan pembelaan jika ada panggilan sidang. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan puncak kekecewaan dari bobotoh terhadap kepemimpinan wasit Najamudin Aspiran. Pada pertandingan sebelumnya saat melawan Persisam Samarinda, bobotoh menyaksikan pertandingan di televisi.

"Kita sudah bekerja maksimal, termasuk menerjunkan 1.200 personel keamanan. Karena itu, saya berharap, Komdis melihat secara jernih permasalahan ini. Sebab walaupun pertandingan sempat terhenti, tetap bisa diselesaikan," ujarnya. (endan/"GM")**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Persib Dilarang Main di Bandung

JLN. JAWA,(GM)-
Menyusul bentrokan yang terjadi antara bobotoh dengan polisi saat mengamankan pertandingan Persib melawan Arema Indonesia, Minggu (23/1), Polrestabes Bandung tidak mengizinkan laga Persib berikutnya di Stadion Siliwangi, kecuali tanpa penonton.

Hal itu ditegaskan Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol. Jaya Subrianto, Senin (24/1) siang. "Kita tetap akan memberikan izin pertandingan, tapi tanpa penonton. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Jaya saat ditemui wartawan di Mapolrestabes Bandung.

Dikatakan Jaya, polisi pun akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait pertandingan Persib di Kota Bandung. Akibat bentrokan Minggu malam, hingga kini belum ada seorang pun panitia yang berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

"Belum ada panitia yang datang terkait insiden semalam (Minggu malam, red)," ungkap Kapolrestabes seraya menambahkan, pihaknya sudah langsung melakukan koordinasi terkait pertandingan mendatang bila tetap digelar di Stadion Siliwangi. Tujuannya agar peristiwa itu tak terulang kembali.

Pasca kerusuhan Persib melawan Arema di Stadion Siliwangi, seorang perwira menengah Polrestabes Bandung, yaitu Kabag Ops, AKBP Daniel Y.K., terkena lemparan sehingga pelipis kirinya harus mendapat 4 jahitan.

Polrestabes belum menetapkan tersangka terhadap bobotoh yang melakukan hal itu. "Hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan," katanya sambil menyebutkan, pihaknya terus melakukan penyelidikan terkait kerusuhan yang terjadi.

Ketika ditanya apakah kini sudah ada yang diperiksa setelah kejadian itu, Jaya menegaskan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. "Kita masih berkoordinasi dengan panpel. Sampai sekarang mereka belum ada yang datang," katanya.

Terkait dugaan penyerangan oleh aparat ke kios Viking Shops di Jln. Banda Bandung sebagai buntut dari bentrokan usai pertandingan, hal itu masih diselidiki polisi. "Saat ini kita tengah selidiki," kata Jaya.

Jalak Harupat tertutup

Dengan terjadinya kerusuhan tersebut, Panpel Persib harus siap menggelar pertandingan tanpa penonton di Stadion Siliwangi. Meski sanksi belum dijatuhkan, namun Panpel Persib harus bersiap untuk mencari stadion alternatif. Pilihannya kemungkinan besar akan jatuh ke Stadion Si Jalak Harupat di Soreang Kab. Bandung.

Namun jika benar demikian, Panpel Persib harus siap-siap kecewa. Pasalnya, Polres Bandung tidak akan memberikan izin untuk menggelar pertandingan kandang Persib di Stadion Si Jalak Harupat.

"Kami melarang Persib Bandung bertanding di Stadion Si Jalak Harupat. Melihat kerusuhan yang terjadi di Stadion Siliwangi, kami tidak ingin hal tersebut terjadi di Stadion Si Jalak Harupat, yang akan merugikan warga. Bukan hanya warga yang menjadi korban, tapi aparat kepolisian juga," ujar Kapolres Bandung, AKBP Hendro Pandowo saat dihubungi "GM" melalui telepon selulernya, semalam.

Pelarangan tersebut tidak lebih untuk melindungi warga Kab. Bandung. "Saya juga pencinta Persib. Namun, saya harus melindungi warga Kabupaten Bandung, karena saya khawatir akan terjadi kerusuhan lagi jika Persib bertanding di Stadion Si Jalak Harupat," tegasnya.

Ia mengungkapkan, sampai saat ini pihak Panpel Persib belum mengajukan izin keamanan. "Belum ada pengajuan izin dari Panpel Persib," katanya.

Saat disinggung mengenai kemungkinan panpel mengajukan izin untuk laga Persib tanpa penonton, Hendro mengatakan, pihaknya akan melakukan pengkajian secara mendalam. "Yang pasti, akan dikaji dulu. Namun belum pasti akan diizinkan," tandasnya.(B.115/B.97/B.111)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Wasit Najamuddin Diistirahatkan Sementara

Menyusul kepemimpinannya di pertandingan Persib Bandung melawan Arema Indonesia, PT Liga Indonesia memutuskan untuk mengistirahatkan wasit Najamuddin Aspiran hingga penyidikan terhadap kinerjanya tuntas digelar.

Presiden direktur PT Liga Andi Darussalam Tabusalla mengatakan, pihaknya sedang melakukan evaluasi terhadap kepemimpinan Najamuddin di pertandingan tersebut. Mengenai sanksi, sepenuhnya diserahkan kepada komisi wasit PSSI.

“Saat ini tim penilai wasit Liga Super sedang mengevaluasi kinerja Najamuddin. Tim yang dipimpin Purwanto itu melakukan evaluasi dengan melihat jalannya pertandingan dari rekaman video. Selama menunggu hasil evaluasi, wasit itu kami istirahatkan,” ungkap Andi.

Ditambahkan, PT Liga selalu melakukan evaluasi terhadap kepemimpinan wasit setiap satu pekan sekali. Evaluasi itu dilakukan untuk mengantisipasi mengenai kemungkinan buruk terhadap wasit. Namun Andi menyatakan, sanksi kepada wasit tidak bisa diumumkan kepada publik.

Seperti diketahui, laga Persib melawan Arema diwarnai kericuhan. Suporter menilai Najamuddin terlalu berpihak kepada Arema. Kisruh itu memuncak di menit ke-65 ketika gelandang M Ridhuan diganjar kartu merah, setelah sebelumnya Maman Abdurahman terlihat bersitegang dengan asisten wasit satu.

Sumber: Goal
By: BP
Read more >>

SUDAH TAMPIL MAKSIMAL, TETAPI KECEWA

24 January 2011

Atep (Sayap Kiri Persib)

SAYA memang mencetak gol, tetapi gol tadi tidak bisa membuat Persib menang. Hasil pertandingan malam ini sepertinya hambar. Ya saya kecewa, kita sudah kerja keras dengan tampil maksimal akan tetapi kenapa berakhir seperti ini. Saya kecewa kenapa kejadian yang sama terus berulang-ulang. Kita sudah berusaha keras terus, akan tetapi terprovokasi wasit. Apalagi wasit tidak memberikan tambahan waktu yang cukup.

Wildansyah (Geladang Persib)

APA yang saya rasakan pada babak kedua tersebut bukan pura-pura. Saya murni terkena sikutan M. Ridhuan yang begitu keras dan membuat dada saya sakit. Kejadian itu terjadi di depan hakim garis, akan tetapi dia tidak memberikan peringatan dan membiarkan permainan terus berjalan. Saya tidak hanya terkena satu kali saja oleh Ridhuan, tetapi beberapa kali sebelumnya juga seperti itu.

Ahmad Bustomi (Gelandang Arema)

SEBENARNYA permainan kita sudah sama-sama bagus, saling menyerang. Dari segi teknis kedua tim sama-sama bagus. Cuma ya kita harus menyadari kekurangan aparat pertandingan kita. Kita harus belajar dewasa dan jangan mudah terprovokasi. Pemain pun jangan terpancing penonton. Penonton harus lebih dewasa, apalagi kemarin kita bisa membuktikannya dalam laga internasional ketika Timnas bertanding pada Piala AFF.

Waluyo (Defender Arema)

KITA sebenarnya harus menyadari kekurangan di setiap pertandingan dengan keputusan wasit seperti apa pun. Jangan semuanya pengen menang, kita harus bisa menerima kekalahan, dan kita dituntut dewasa. Pada pertandingan tadi Persib bermain bagus. Kita sama-sama keras pada awal pertandingan. Ya bagaimanapun hasilnya, patut disyukuri meski hanya mendapat satu poin saja. (Krisna/Andri/"PR")***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

TAK BISA FOKUS

"KERJA keras pemain mewujudkan yang terbaik bagi tim dan sepak bola nasional akan selalu sia-sia kalau kompetisinya terus-terusan kaya begini." Kalimat itu meluncur dari mulut kapten tim Persib Eka Ramdani seusai laga Persib Bandung kontra Arema Indonesia di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (23/1) yang diwarnai kericuhan penonton.

Apa yang diungkapkan Eka tersebut mungkin bisa mewakili para pemain yang kini tengah berlaga di Liga Super Indonesia. Seperti diketahui selama LSI bergulir, kericuhan bukanlah hal yang baru.

Setiap musim bergulir liga Indonesia sepertinya tidak pernah terlepas dari masalah kericuhan, tawuran antarpenonton, tawuran pemain, maupun aksi perusakan. Wajar memang bila pemain seperti Eka merasa sulit untuk menunjukkan kinerja terbaiknya sebagai pesepak bola profesional.

"Kita enggak usah mimpi ikutan Piala Dunia, Piala Asia, atau Juara Asia Tenggara kalau masalah kaya begini tak pernah bisa diselesaikan," kata pemain yang juga menjadi andalan di lini tengah Tim Nasional Indonesia.

Eka yang tak bisa lagi menyembunyikan kekecewaan terhadap jalannya pertandingan merasa sulit fokus bila setiap bertanding selalu mendapat perlakuan tidak fair. "Bagaimana mau membentuk tim nasional yang baik kalau pemainnya tidak bisa fokus bermain karena selalu mendapat teror mental dari wasit," ujar ayah dua anak ini.

Meski sangat kecewa, gelandang andalan Persib itu tidak mau lagi mengomentari masalah wasit. "Soal wasit saya tidak mau berkomentar banyak. Semua juga bisa melihat sendiri dari televisi atau di stadion, seperti apa wasit. Jadi semua juga bisa menilai sendiri kinerja wasit," katanya.

Kekecewaan terhadap perangkat pertandingan terutama wasit yang terus-menerus terjadi membuat Persib sendiri mulai mencari solusi dengan memikirkan Liga Primer Indonesia (LPI). Namun, Eka yang memang bermain untuk Persib tidak mau berkomentar banyak. Gelandang berusia 26 tahun itu memilih tidak berpikir banyak dan tetap fokus sebagai pemain Persib.

"Kita lihat perkembangannya seperti apa. Soal LPI, manajemen yang memutuskan. Saya pemain yang dikontrak Persib, ya harus selalu siap bermain untuk Persib di kompetisi mana pun," ujarnya.

Sebagai publik sepak bola kita tentu berharap Persib maupun klub lainnya beserta para pemain di Indonesia bisa memiliki sebuah kompetisi yang benar-benar profesional dan jauh dari sikap dan tindakan unfair. (Krishna Ahadiyat/"PR")***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

BOBOTOH WASIT KEMBALI KECEWAKAN PERSIB

BANDUNG, (PR).-
Persib Bandung kembali mempertimbangkan untuk meninggalkan Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011 pascakericuhan yang terjadi ketika menjamu Arema Indonesia di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1) malam. Saat itu bobotoh melakukan tindakan tidak sportif dan terpancing dengan keputusan wasit Najamudin Aspiran yang telat mengeluarkan keputusan terhadap pelanggaran yang dilakukan M. Ridhuan terhadap Wildansyah.

Pertandingan sempat terhenti hingga tiga puluh menit pada menit ke-66. Persib yang sebelumnya tertinggal mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui gol tendangan Atep pada menit ke-77. Sebelumnya, "Singo Edan" unggul melalui Roman Camelo pada menit ke-60.

Manajer Persib Umuh Muchtar, yang sempat meredam suasana memanas bobotoh mengatakan, kejadian yang menimpa Persib saat itu bukanlah untuk yang pertama kali. "Ini sudah berulang-ulang, bukan sekali ini saja. Saya sudah tahu, wasit ini merupakan wasit yang sama ketika terjadi kericuhan di Karawang (LSI 2009-2010). Padahal, saya sudah minta baik-baik kepada wasit agar tetap fair, tetapi kenapa kayak begini terus," ujar Umuh.

Umuh yang terlihat emosi mengungkapkan dirinya benar-benar tersakiti dan dikecewakan lagi oleh wasit. Akan tetapi, Umuh hanya kecewa, dirinya tidak akan melayangkan protes. "Mau protes ke siapa, malah banyak dana keluar. Sepertinya kerja keras Persib jadi sia-sia karena keseringan diginiin, percuma buang-buang uang. Ini menyedihkan, kami dipermainkan, kami ganti kerusakan. Soal pertandingan tur Papua (30 Januari dan 2 Februari), enggak tahu juga jadi enggaknya," tutur Umuh.

Setelah pertandingan tersebut, Umuh dan jajaran PT Persib Bandung Bermartabat akan menggelar rapat darurat. Hal itu terkait dengan langkah Persib ke depan. "Memang bobotoh kebanyakan ingin kami pindah ke LPI (Liga Primer Indonesia), nanti saya bicarakan dengan berbagai pihak. Namun, hasil keputusannya nanti. Yang jelas apa pun hasilnya kami cari solusi yang terbaik untuk Persib mau pindah atau bagaimana," katanya.

Sementara itu, Pelatih Daniel Roekito enggan mengomentari masalah perwasitan tersebut. Pelatih berusia 58 tahun itu mengaku sudah cukup lelah. "Saya sudah capai, sudah males ngomong soal wasit. Jelas tadi itu arogan, semua bisa lihat. Sementara itu, anak-anak sudah tampil fight mereka berani, tetapi mereka jadi turun (mental) oleh wasit. Yang jelas saya kecewa," katanya.

Mengenai kericuhan, menurut Daniel, hal itu disebabkan keputusan wasit. Bobotoh masih menyisakan sakit hati ketika di Samarinda, dan mengalami hal serupa di kandang.

Sementara itu, Wakil Direktur PT PBB Mohamad Farhan menambahkan, LPI bisa menjadi alternatif bagi Persib. Mengenai kerusuhan, Farhan mengatakan, hal itu merupakan ekses keputusan wasit.

"Bobotoh kita dewasa, pas kalah PSM kemarin mereka tidak marah. Ini masalahnya mungkin pada wasit. Padahal, kami sudah tonjolkan kemandirian, tetapi sia-sia, permainan tidak fair," ujar Farhan.

Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf yang juga hadir di stadion mengungkapkan, ia tetap mendukung Persib dalam kompetisi mana pun. "Ya mau apalagi, kalau mau pindah ya terserah," ucapnya.

Menekan

Pada pertandingan ini, Persib tampil menekan. Namun, upaya para pemain Persib selalu kandas di barisan pertahanan Arema. Bahkan, Arema mendapat peluang pada menit ke-10 melalui sundulan Noh Alamsyah memanfaatkan umpan Dendi. Untungnya, bola masih melebar dari gawang Markus.

Pada menit ke-19 pemain belakang M. Agung melakukan pelanggaran terhadap Roman Camelo di sektor kiri Persib. Tendangan bebas Camelo disambut sundulan M. Ridhuan yang nyaris membobol gawang Markus. Arema terus menyerang dan memiliki dua peluang melalui Noh dan Camelo.

Sektor kiri Persib yang ditempati Agung menjadi jalan bagi Arema untuk menyerang. Daniel kemudian mengganti Agung oleh Siswanto pada menit ke-28.

Hadirnya Siswanto menambah daya gedor Persib. Pada menit ke-40 Persib kembali mendapatkan peluang. Kerja sama Siswanto dari sektor kanan mengumpan ke tengah. Namun, sundulan Rachmat memantul ke atas gawang Meiga.

Pada babak kedua, Persib kembali menyerang. Namun, mimpi buruk menghampiri Persib pada menit ke-60 ketika Camelo merobek gawang Markus. Bermula dari sepak pojok Esteban. Bhaihakki dan Maman tidak bisa mengantisipasi pergerakan Camelo.

Pada menit ke-66, M. Ridhuan yang melakukan pelanggaran terhadap Wildansyah, tidak ditegur Asisten Wasit I Suadi Yunus. Maman melakukan protes. Setelah berdiskusi dengan Suadi, wasit akhirnya memberikan kartu merah kepada pemain Timnas Singapura.

Sempat terjadi kericuhan bobotoh yang menyebabkan pertandingan terhenti hingga tiga puluh menit. Namun, pertandingan bisa dilanjutkan.

Persib akhirnya menyamakan kedudukan pada menit ke-77. Umpan lambung Hariono ditahan dengan dada dan disambar Atep. Bola tidak bisa dihentikan Meiga. (A-190/A-183)***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

"Jangan Mimpi Masuk Piala Dunia"

DUKUNGAN agar Persib Bandung hijrah dari Liga Super Indonesia (LSI) ke Liga Primer Indonesia (LPI) sepertinya tidak hanya datang dari bobotoh, dukungan pun datang dari pelatih dan pemain.

Meski tidak secara tegas, kapten Persib, Eka Ramdhani mengaku akan selalu siap bersama Persib. "Kerja keras kita sebagai pemain percuma. Setiap pertandingan kita ingin menampilkan yang terbaik dan ini selalu sulit diwujudkan," terang Eka Ramdhani, usai laga Persib kontra Arema Indonesia di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1).

Ditegaskan Eka, para pemain berusaha bermain bagus bukan semata-mata untuk kepentingan tim. Tapi juga demi kepentingan persepakbolaan nasional. Namun jika kualitas liga masih sering diwarnai kecurangan, jangan pernah bermimpi sepak bola Indonesia bisa maju.

"Jangan pernah mimpi bisa masuk Piala Dunia atau Piala Asia. Atau bahkan menjadi juara Piala AFF kalau masih seperti ini," katanya.

Sedangkan pelatih Persib Bandung, Daniel Roekito mengaku sangat kecewa dengan LSI. Dua laga yang dilalui secara beruntun selalu merugikan Persib.

"Ini apa? Saya tidak mengerti dengan liga yang berjalan saat ini," katanya.(B.98/B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Wagub Restui Persib ke LPI

STD. SILIWANGI,(GM)-
Buntut dari akumulasi kekecewaan terhadap kualitas Liga Super Indonesia (LSI), mendorong pertimbangan Persib Bandung untuk hijrah ke Liga Primer Indonesia (LPI) semakin kuat. Rencananya, manajemen segera mengambil keputusan sebelum tur Papua pekan ini.

"Kita akan segera menggelar rapat dan akan menentukan sikap. Apakah akan bertahan di LSI atau pindah ke LPI," kata Manajer Persib Bandung, H. Umuh Muchtar usai pertandingan Persib kontra Arema di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1).

Umuh mengaku Persib sudah sangat dikecewakan oleh LSI. Kekecewaan di laga melawan Arema bukanlah yang pertama. Persib sudah terlalu sering dikecewakan. Dan Persib juga tidak pernah didengar oleh PSSI maupun PT Liga Indonesia.

"Percuma kita buang-buang uang. Mau apa lagi kita? Tetapi itu tidak bisa saya putuskan sendiri. Kita harus melakukan pembicaraan dengan pengurus yang lain," kata Umuh.

Tetapi minimal, lanjut Umuh, keputusan itu sudah bisa diambil sebelum ke Papua untuk menghadapi Persiwa Wamena dan Persipura Jayapura.

"Kita tidak ingin Persib ke Papua dan tetap mengalami hal serupa. Apalagi sudah jadi rahasia umum jika di Wamena, sulit ada tim yang bisa menang," tegas Umuh.

Ambil sikap

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf secara tegas meminta manajemen segera mengambil sikap. Dede bahkan meminta agar Persib mengikuti keinginan bobotoh.

"Kita lihat, bobotoh sudah ingin pindah ke LPI. Jadi Persib juga harus mempertimbangkan itu. Kalau saya sebenarnya sudah lama mengusulkan agar Persib pindah ke LPI," katanya.

Sedangkan petinggi PT Persib Bandung Bermartabat lainnya, Muhammad Farhan menegaskan, manajemen akan segera menggelar rapat. "Kita memang sudah sangat dirugikan oleh LSI. Dalam dua tahun terakhir, Persib satu-satunya tim yang bisa tumbuh dengan baik. Persib sudah tidak lagi tergantung pada APBD. Sponsor pun bisa kita datangkan. Tapi nyatanya, PSSI dan PT Liga Indonesia tidak memberikan apresiasi kepada Persib. Persib tetap saja sering dirugikan," ujarnya.

Jika Persib pindah ke LPI, lanjut Farhan, manajemen pasti akan melibatkan seluruh elemen di Persib. Mulai dari pemain, pelatih, bobotoh, dan para tokoh. "Pastinya kita segera akan mengambil keputusan," tegas Farhan. (B.98/B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Laga Lawan Arema Indonesia Rusuh

Bobotoh Merugikan Persib
IMAM CAHYADI/GM
PARA petugas kepolisian berusaha menenangkan bobotoh yang ngamuk saat pertandingan Persib melawan Arema Indonesia di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (23/1).
STD. SILIWANGI,(GM)-
Pertandingan Persib Bandung kontra Arema Indonesia pada laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1) berlangsung rusuh. Bentrokan antara aparat dengan bobotoh, aparat dengan pemain Persib, serta penganiayaan yang dilakukan bobotoh dan sejumlah ofisial tim Persib terhadap wasit Najamudin Aspiran (Balikpapan) mewarnai pertandingan ini.

Meski sempat terhenti hampir setengah jam akibat kerusuhan pada menit 67 dalam kedudukan 0-1 untuk Arema, pertandingan bisa dilanjutkan hingga selesai. Skor akhir pertandingan 1-1. Gol Arema diciptakan Roman Chamelo pada menit 61. Sedangkan gol balasan Persib dicetak Atep pada menit 77.

Kerusuhan yang diduga dipicu kekecewaan bobotoh terhadap kepemimpinan wasit Najamudin Aspiran, mulai terjadi ketika pertandingan memasuki menit ke-67. Ketika itu, Najamudin tengah berkonsultasi dengan asisten wasit 1, Suaidi Yunus tentang pelanggaran yang dilakukan gelandang Arema, Muhammad Ridhuan yang membuat Wildansyah terkapar di lapangan.

Karena hukuman terhadap Ridhuan tak kunjung diputuskan, ribuan bobotoh di seantero stadion mulai meneriakkan kekecewaan terhadap wasit. Bobotoh yang sejak awal pertandingan sudah memasang berbagai spanduk berisi kecaman akan buruknya kepemimpinan wasit di LSI, mulai melakukan aksi pelemparan ke arah wasit. Bukan hanya itu, kembang api pun diarahkan bobotoh ke tengah lapangan dan sudah membahayakan pemain.

Pada saat bersamaan di tribun utara, polisi juga terlibat bentrokan dengan bobotoh yang mulai melakukan aksi anarkis. Meski Manajer Persib, H. Umuh Muchtar dan Kapolrestabes Kota Bandung, Kombes Pol Jaya Subriyanto mencoba menenangkan amuk massa, bobotoh sudah tak terkendali.

Mereka merangsek ke tengah lapangan dan merusak semua benda yang ada, termasuk billboard dan stiger milik ANTV. Mereka juga melakukan aksi pembakaran di hampir seluruh tribun stadion.

Ketika bentrokan bobotoh dan aparat belum teratasi, Pablo Frances yang berniat menenangkan bobotoh di tribun utara, tiba-tiba berlari meninggalkan lapangan karena dikejar puluhan aparat berseragam polisi.

Tidak jelas yang menjadi penyebabnya. Namun berdasarkan informasi yang didapatkan "GM" dari asisten pelatih Persib, Robby Darwis, Pablo "diserang" aparat karena ada kesalahpahaman dengan anggota kepolisian berbaju sipil. "Pablo tidak tahu kalau yang ditegurnya ketika akan menenangkan bobotoh itu aparat berbaju preman. Mungkin tegurannya membuat aparat tersinggung," kata Robby.

Setelah Manajer Persib, H. Umuh Muchtar, Ketua Panpel Persib, Kapolrestabes Kota Bandung, dan aparat berwenang lainnya berjuang keras menenangkan bobotoh, pertandingan akhirnya bisa dilanjutkan. Ketika pertandingan dilanjutkan, Arema bermain dengan 10 orang karena Muhammad Ridhuan diganjar kartu merah.

Wasit diserang

Pada saat pertandingan dilanjutkan inilah, Persib akhirnya bisa menyamakan kedudukan lewat gol Atep pada menit 77. Meski demikian, kericuhan kembali terjadi saat pertandingan usai. Para pemain Persib kembali memprotes keputusan wasit yang mengakhiri laga tanpa memberikan waktu tambahan.

Dari kerumunan pemain Persib, aparat kepolisian dan panpel mencoba mengamankan wasit. Namun karena situasi sudah tidak terkendali, beberapa bobotoh dan ofisial tim Persib bisa merangsek mendekati wasit. Bahkan di antara mereka ada yang sempat melayangkan bogem mentah ke wajah Najamudin.

Sementara di tribun penonton, ratusan bobotoh terus berteriak melontarkan caci maki terhadap wasit. Mereka juga melemparkan benda-benda yang ada di dekatnya ke tengah lapangan. Akibatnya, para pemain dan ofisial tim Arema pun tertahan di tengah lapangan.

Untuk mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk, ratusan aparat kepolisian disiagakan di sepanjang jalan utama di Kota Bandung. (B.82/B.98)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Viking Fans Shop Dirusak

23 January 2011
BANDUNG, TRIBUN - Seusai pertandingan, kerusuhan melebar ke luar stadion. Bobotoh, yang sudah aman dan tertib ke luar stadion, justru di luar stadion diserang oleh oknum petugas kepolisian. Salah satu sasaran oknum keamanan tersebut adalah Viking Persib Fans Shop yang terletak di Jalan Banda No 9S, hanya 100 meter dari Stadion Siliwangi.

Berdasarkan pantauan Tribun, toko distro tersebut mengalami kerusakan di seluruh bagian kacanya. Sekitar 25 motor yang diparkir di halamannya ikut dirusak. Beberapa bus dilempari kacanya dan sebuah mobil elf yang dipakai bobotoh asal Tangerang ikut dirusak pula.

Menurut saksi mata yang juga anggota Viking, Firman, di lokasi kejadian, kerusuhan susulan tersebut terjadi saat petugas keamanan tersebut akan kembali ke markasnya di Jalan Jawa. Tiba-tiba tepat di perempatan Jalan Banda-Belitung, petugas tersebut mengejar beberapa bobotoh yang tengah bergerombol di distro Viking tersebut.

"Kami mundur masuk ke halaman distro karena kalah jumlah. Tapi mereka tetap mengejar dan memukuli beberapa bobotoh sampai terluka. Tak sampai di situ, mereka merusak distro dan kendaraan bobotoh," katanya.

Hingga tengah malam, beberapa anggota Viking masih berjaga di sekitar distro untuk mengantisipasi adanya serangan susulan dari oknum petugas keamanan. (tor)

Sumber: Tribun
By: BP
Read more >>

Siswanto Pun Siap ke LPI

BANDUNG, TRIBUN - Pemain sayap Siswanto menyatakan siap hijrah ke LPI jika manajemen memang berniat untuk bermain di kompetisi bentukan Arifin Panigoro tersebut. "Saya siap jika memang Persib harus ke LPI. Sebaiknya Persib pindah saja ke LPI jika terus-terusan dikerjai seperti ini," kata Siswanto.

Pemain bernomor punggung 22 ini yakin, jika Persib hijrah ke LPI, akan diikuti oleh tim-tim besar lainnya sehingga bisa menghindarkan dari sanksi berat yang ditetapkan oleh PSSI.

"Saya kira sanksi tidak akan diberikan jika tim-tim lainnya, bahkan seluruh tim, pindah ke LPI. Buat apa kita main di kompetisi yang tidak profesional seperti ini," katanya. (*)

Sumber: Tribun
By: BP
Read more >>

Eka: Terserah Keputusan Manajemen

BANDUNG, TRIBUN - Desakan bobotoh agar Persib segera pindah ke Liga Premier Indonesia (LPI) ternyata ditanggapi positif oleh pemain. Sebagian besar pemain setuju jika Persib bermain di LPI.

Kapten Persib, Eka Ramdani, mengatakan, sebagai pemain, ia menyerahkan keputusan mengenai Persib apakah tetap di LSI atau pindah ke LPI. "Sebagai pemain saya harus profesional. Saya dikontrak oleh Persib, maka dari itu saya menyerahkan keputusannya kepada manajemen," kata Eka seusai pertandingan.

Eka menilai Persib selalu dikerjai wasit. Dalam beberapa pertandingan, kata Eka, tim Persib selalu dirugikan oleh keputusan-keputusan wasit. Keputusan merugikan tersebut kerap menjadi biang keladi kekalahan Persib. Termasuk salah satunya saat bermain di kandang melawan Arema, semalam.

"Kasihan pemain. Percuma kalau kompetisi begini terus. Sudah capek-capek berlatih, tapi tetap saja dikerjai seperti ini," kata Eka. (*)

Sumber: Tribun
By: BP
Read more >>

Giliran Atep Jadi Trending Topic

BANDUNG, TRIBUN - Berhasil mencetak gol untuk menyelamatkan Persib Bandung dari kekalahan, nama Atep langsung menjadi trending topic di Twitter. Gol Atep dicetak di menit ke-77 setelah memanfaatkan umpan lambung dari Hariono.

Pertandingan Maung Bandung melawan Arema Indonesia sempat terhenti setelah ribuan bobotoh mengamuk di dalam Stadion Siliwangi. Mereka melemparkan benda-benda ke lapangan. Tak hanya itu, bobotoh juga membakar benda di tribun penonton.

Saat pertandingan dihentikan, Persib tengah tertinggal 0-1. Gol Arema dicetak oleh Roman Chamelo di menit 66. Gol diawali tendangan bebas dari Esteban Guillen yang berakhir dengan kemelut di depan gawang Markus. Roman kemudian melancarkan tendangan keras yang menjebol gawang Markus.

Menurut pantauan Tribun, setelah peluit panjang, pemain Persib mengejar wasit karena wasit tak memberikan waktu tambahan.

Saat melawan Persisam Putra Samarinda Kamis (20/1), bobotoh Persib sempat membuat trending topic dengan kata (maaf) "wasit goblog". (*)

Sumber: Tribun

By: BP

Read more >>

Janu: Tanpa Gonzalez Persib Tetap Kuat

BANDUNG, TRIBUN - Pelatih Arema, Miroslav Janu, mengatakan bahwa kondisi timnya tengah dalam performa terbaik. Dirinya menargetkan 6 poin dalam lawatannya ke Bandung dan Palembang. "Kami sudah di papan atas dan harus terus mengumpulkan poin. Kami menargetkan enam poin dalam lawatan kita,"jelasnya.

Mengenai kekuatan tim lawan, Janu menyebut bahwa Persib tetaplah tim yang sulit dikalahkan jika bermain di kandang sendiri, meskipun kini posisi Persib berada di papan bawah.

Janu pun tak mempermasalahkan dengan absennya Gonzalez. Menurutnya, tanpa bomber berbahaya tersebut, serangan Persib tetap saja harus diwaspadai karena masih ada Hilton, Pablo dan penyerang berbahaya lainnya.

"Persib akan memberikan perlawan ketat. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mengalahkan mereka di kandang," jelasnya. (tor)

Sumber: Tribun
By: BP
Read more >>

PERSIB BANDUNG MULAI PIKIRKAN LIGA PRIMER

21 January 2011

SAMARINDA, (PR).-
Persib mulai berpikir untuk pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI) setelah menilai kinerja wasit belum maksimal dan masih cenderung merugikan tim tamu. Persib merasakan adanya ketidakadilan wasit Suharto saat "Maung Bandung" melawan Persisam Samarinda pada Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011, di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (20/1).

"Kami akan membahas efek dari ketidakadilan yang terjadi pada pertandingan tersebut. Hal itu agar Persib tidak dirugikan lagi. Namun, ikut LPI (Liga Primer Indonesia) belum dulu. Nanti saya akan bicara dengan pengurus, langkah apa yang harus dilakukan," ucap Manajer Persib Umuh Muchtar kepada wartawan Pikiran Rakyat Novianti Nurulliah dan Andri Gurnita di Samarinda, Kamis (20/1).

Umuh menilai, saat ini ada pihak-pihak yang ingin membuat Persib frustrasi dan bergeser ke kompetisi di luar organisasi Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI). "Jangan-jangan ada yang tidak suka PSSI atau ingin membuat Persib terprovokasi. Namun, kami akan berusaha bertahan dan lihat perkembangannya seperti apa nanti," ujarnya.

Umuh menyayangkan keputusan wasit Suharto terhadap Cristian Gonzales pada pertandingan yang disiarkan langsung itu. "Tidak hanya saya yang kecewa, tetapi semua melihat. Malu wasit kayak gini. Mau jadi apa ke depannya BLI dan PSSI ini," katanya.

Menurut dia, keputusan Suharto itu tidak cerdas, tetapi Umuh tidak akan protes atau melaporkan wasit tersebut karena merupakan langkah sia-sia. "Saya tahu pengurus fair. Saya enggak menuduh. Hanya ini bukan kelasnya wasit seperti ini dipasang di Liga. Tidak tahu pengetesannya bagaimana. Dia enggak profesional. Ini jelas merugikan, merusak sepak bola, dan membuat Persib frustrasi," katanya.

Umuh menegaskan, pada dasarnya dia tidak ingin menyalahkan wasit. Namun, kasus kali ini berbeda karena wasit Suharto tidak profesional. "Kami pernah kalah di kandang, tetapi tidak apa-apa karena memang permainan bagus dan wasit profesional," katanya.

Permainan rusak

Wasit Suharto telah merusak permainan Persib sehingga harus menelan kekalahan 0-1 dari Persisam Putra Samarinda pada Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011 di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (20/1). Wasit terlalu mudah memberikan hukuman atas pelanggaran dan offside ketika Persib melakukan serangan sehingga pemain depan Persib frustrasi.

Puncak kekecewaan kubu Persib terjadi pada menit ke-75 saat Cristian Gonzalez mendapat kartu merah langsung. Para pemain Persib mencoba melakukan protes, tetapi wasit bergeming. Seusai pertandingan, dari para perangkat pertandingan diperoleh informasi bahwa Gonzales mengeluarkan kata-kata kasar kepada wasit, sehingga langsung diganjar kartu merah.

Setelah Gonzales keluar, permainan Persib menjadi goyah. Padahal, sebelumnya Atep dkk. bermain penuh semangat dan mampu memberikan tekanan yang membuat Persisam sulit mengembangkan permainan. Serangan Persisam selalu mudah dipatahkan, sebaliknya Persib membangun serangan dari sayap kiri dan kanan yang cukup merepotkan pertahanan lawan. Gol satu-satunya diciptakan Pavel Solomin pada menit ke-85.

Pelatih Persib Daniel Roekito menanggapi dingin perlakuan wasit terhadap anak asuhnya. "Saya berterima kasih kepada pemain. Mereka bermain bagus dan disiplin. Kartu merah Gonzales memang membuat sakit hati. Mungkin ia berkata-kata seharusnya Persib mendapat (tendangan) penalti karena beberapa kali dinilai offside padahal tidak," katanya di ruang ganti pemain.

Daniel sepakat dengan Gonzales saat di sela-sela pertandingan sempat bercakap-cakap dengannya. Gonzales sedikit emosi dengan keputusan wasit yang menghadang Persib ketika hendak menggempur pertahanan lawan.

"Dia capek, emosi. Mungkin mulutnya sempat berkata-kata. Itu wajar karena emosi dan capek," tutur pelatih asal Rembang itu. Namun, Daniel tetap salut dengan perjuangan Atep dkk. yang mulai memperlihatkan kesungguhan dan semangat mereka.

Alhasil, kata Daniel, nanti laga kandang melawan Arema Indonesia, Minggu (23/1), Gonzales absen. "Ya, tidak masalah," ujarnya.

Ke depan, Daniel menegaskan tidak ada trauma yang menimpa anak asuhnya jika melakoni laga tandang. "Lihat saja nanti. Saya cuma mikir kasihan pemain sudah kerja keras, latihan pagi dan sore tetapi dikerjain wasit," katanya. Mengenai gol Persisam, menurut dia, hal itu disebabkan kelengahan pemain Persib.

Asisten pelatih Robby Darwis mengatakan, apa pun hasilnya dia menerima kekalahan tersebut. Sayangnya, wasit mengacaukan permainan yang saat itu enak ditonton. "Secara umum permainan bagus. Kalau enggak diganggu (wasit), bisa lebih seru lagi. Saya enggak tahu apa yang diomongin Gonzales kepada wasit," ucapnya.

Sementara itu, kubu tuan rumah tidak begitu peduli dengan keputusan wasit karena yang terpenting adalah meraih tiga poin. "Pertandingan bagus dan menghibur. Saya enggak tahu soal Gonzales, saya enggak ngerti. Saya pikir pengadil ya pengadil. Saya respek sama Persib. Namun, ini game, akhirnya ada yang menang dan kalah," kata pelatih Persisam Hendri Susilo.

Pertarungan berlangsung keras. Tim tuan rumah bermain dengan tempo tinggi. Beberapa kali tackling yang dilakukan para pemain cukup membahayakan seperti yang dialami Siswanto pada menit ke-36 oleh Isdianto, Isnan Ali, dan Pablo Frances.

Persib dapat membuka peluang pada menit kedua melalui kapten tim Eka Ramdani yang menerima umpan dari Pablo. Namun, tembakan keras Eka melambung di atas mistar gawang yang dijaga Wawan Hendrawan. Tim "Pesut Mahakam" membalas pada menit keempat melalui mantan striker Persib Julio Lopez yang kemudian serangannya dinyatakan offside oleh hakim garis. (A-183)***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

PEMAIN PERSIB SUDAH BERMAIN BAGUS

Pablo Frances (Striker Persib)
KITA sudah main bagus, main dengan baik. Kondisi lapangan bagus, tapi apa daya permainan kita yang sedang enjoy malah dirusak oleh permainan wasit yang mengacaukan kerja keras kami. Ini jelas sempat memicu emosi saya juga. Ya harus bagaimana, wasit merusak Persib, kami dirugikan. Wasit telah merusak sepak bola Indonesia. Ya trauma sedikitnya ada, tetapi ya inilah sepak bola Indonesia.

Isnan Ali (Bek Kiri Persib)
JENGKEL, trauma, dan saya tidak terima. Teman-teman sudah berjuang maksimal, tapi dikerjain oleh wasit seperti ini. Kalau terus-terusan kayak gini bagaimana sepak bola kita ke depan? Padahal, jelas-jelas pertandingan ini disiarkan langsung, kita enggak tahu kenapa Gonzales di kartu merah. Seharusnya berilah dia kartu kuning dulu. Setidaknya kita bisa menahan imbang tuan rumah.

Pavel Solomin (Striker Persisam)
SAYA sudah berusaha 90 menit dan akhirnya berhasil gol sekaligus memenangi Persisam atas Persib, yang selama bermain mereka terus-terusan memberikan perlawanan. Mereka mampu memberikan tekanan pada kami dengan kerja sama yang cukup mengancam. Pergerakan pemainnnya cukup bagus dan cepat. Mereka bisa mengatur ritme, beda dengan lawan kami sebelumnya Sriwijaya.

Akbar Rasyid (Gelandang Persisam)
KEMENANGAN ini sangat kami syukuri setelah kemenangan kemarin. Persib bermain cukup bagus. Mereka mampu menghadang pergerakan kami dan cukup menyulitkan. Terlepas dari keputusan kontroversial wasit yang memberikan kartu merah pada Gonzales, kami mensyukuri tambahan poin ini meski terjadi pada menit-menit terakhir. Kami tinggal jaga mental kami ke depan. (Novi/Andri/"PR")***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

KARTU MERAH PERTAMA

KAMIS, 20 Januari 2011 akan menjadi catatan penting bagi striker fenomenal Persib Bandung Cristian Gonzales. Pemain naturalisasi itu akhirnya menerima kartu merah perdananya setelah sembilan tahun merumput di Indonesia ketika melawan Persisam Putra Samarinda dalam lanjutan kompetisi Djarum Liga Super Indonesia (DLSI) 2010-2011.

Hari itu, Stadion Segiri Kota Samarinda dan dua puluh ribu penonton menjadi saksi momen yang cukup mengejutkan itu. Pemain asal Uruguay itu diganjar kartu merah oleh wasit Suharto pada menit ke-75. Dari rekaman televisi terlihat, saat itu pertandingan terhenti kala Bhaihakki harus mendapatkan pertolongan.

Saat itu, Gonzales sempat berbincang-bincang dengan arsitek tim Daniel Roekito di pinggir lapangan. Setelah selesai, dia terlihat melontarkan kata-kata kepada asisten wasit Sugiarto. Lalu, kembali ke lapangan karena permainan dilanjutkan.

Entah apa yang dia katakan kepada Suharto yang saat itu berjarak beberapa meter dari "El Loco", tiba-tiba wasit itu membunyikan peluit sekaligus mengeluarkan kartu merah dari sakunya.

Sontak keputusan tersebut membuat kapten tim Eka Ramdani dkk. menghampiri wasit. Gonzales dengan tenang meninggalkan lapangan. Ketika masuk ke ruang ganti, tanpa emosi ia tetap melemparkan senyuman.

Ia pun menceritakan kenapa ia harus diusir dari lapangan kepada Hariono yang saat itu menyaksikan pertandingan di ruang ganti. "Saya tidak tahu kenapa saya dikasih kartu merah. Saya tidak bilang apa-apa," tutur bapak empat anak menahan emosi.

Usai pertandingan, Gonzales pun membuka diri dan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. "Ya, inilah sepak bola Indonesia. Wasit menuduh saya bilang monyet sama dia. Padahal saya tidak bilang apa-apa. Cuma bilang itu bola di belakang," ucap lelaki 34 tahun itu.

Namun, wasit tetap menilai Gonzales berkata kasar kepadanya. Ia hanya mengangkat bahu tanda tak mengerti. "Kartu merah ini kartu merah pertama saya selama sembilan tahun main di Indonesia," kata pemain yang mengawali karier di PSM Makassar itu.

Menurut pemain timnas itu, selama pertandingan banyak keputusan wasit yang merugikan kerja kerasnya. Banyak sekali pergerakan dalam posisi aman, tetapi dianggap offside. "Ke depan saya harus konsentrasi," katanya.

Lelaki kelahiran Montevideo itu diapstikan absen pada laga kandang melawan Arema Indonesia, Minggu (23/1) nanti. "Saya hanya bisa support saja," kata pemain yang resmi mengantongi paspor Indonesia pada 1 November 2010 itu.

Kapten tim Eka Ramdani yang saat kejadian tak jauh dari Gonzales menuturkan, saat itu Gonzales hanya menginginkan posisi bola untuk mundur. "Enggak ada kata-kata kasar sama sekali," ujar Eka.

Eka menuturkan, dampak ketidakadilan wasit pada laga tersebut memukul mental teman-temannya. Namun, Eka mengharapkan Atep dkk. segera melupakan karena masih ada pertarungan yang harus dihadapi. "Main lawan Arema lebih penting," kata geladang timnas itu. (Novianti Nurulliah/"PR")***

Sumber: PR

By: BP

Read more >>

Persib Kecam Suharto

BLK. FACTORY,(GM)-
Kinerja wasit Liga Super Indonesia (LSI) kembali mengundang reaksi miring. Kali ini, keputusankeputusan wasit Suharto yang memimpin laga Persisam Putra Samarinda kontra Persib Bandung yang mendapat kecaman. Bukan hanya dari manajemen tim Persib, tapi juga bobotoh, baik yang disampaikan secara langsung kepada "GM" maupun melalui situs-situs jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook.

Kecaman dari manajemen tim Persib datang dari Manajer Persib, H. Umuh Muchtar. Setelah melontarkan pernyataan merasa dirampok wasit di ruang konferensi pers, kepada "GM", Umuh mengatakan, keputusan-keputusan yang diambil Suharto dalam laga tersebut banyak merugikan Persib.

"Pertandingan ini sudah dinodai wasit. Semua orang melihatnya, semua orang tahu kepemimpinan wasit buruk, karena pertandingan ini disiarkan secara langsung," kecam Umuh.

Kecaman terhadap wasit asal Jakarta ini pun dilontarkan tim pelatih Persib. Ketika dihubungi "GM", asisten pelatih Persib, Robby Darwis mengatakan, PT Liga Indonesia (LI) seharusnya bisa memilih wasit yang lebih berkualitas ketimbang seorang Suharto.

"Banyak keputusan wasit yang sangat kontroversial dalam pertandingan ini. Alangkah bagusnya kalau pertandingan-pertandingan LSI dipimpin wasit yang lebih berkualitas.

Dengan begitu, pertandingan enak ditonton karena tidak dirusak buruknya kepemimpinan wasit," kata Robby.

Baik Umuh maupun Robby juga mempertanyakan dasar wasit yang menghukum Gonzales dengan kartu merah. "Kita tidak tahu penyebab pastinya. Tiba-tiba Gonzales diusir," ujar Robby.

Bobotoh menggerutu

Di pelataran parkir Stadion Persib, tempat digelarnya acara nonton bareng, ratusan bobotohmenggerutu dan mencaci-maki kepemimpinan wasit Suharto. "Banyak keputusan wasit yang merugikan Persib. Wasit memang kurang ajar, niat pisan," cetus Rudi "Boseng" Rahadian, salah seorang pentolan Viking Persib Club, penggagas acara nonton bareng.

Meskipun kecewa, Boseng memuji perjuangan Eka Ramdani dan kawan-kawan. "Salut untuk pemain. Sekarang, mereka sudah mampu menunjukkan semangat dan daya juangnya untuk meraih kemenangan. Sayang, perjuangan pemain dirusak wasit," tambah Boseng.

Di situs jejaring sosial, seperti Twitter dan Facebook, komentarkomentar miring tentang kepemimpinan wasit Suharto pun bermunculan. (B.82)**

Sumber: Galamedia
BY: BP
Read more >>

Loco, "Saya Tidak Menghina"

PERTANDINGAN Persisam Putra melawan Persib Bandung yang berlangsung di Stadion Segiri Samarinda, Kamis (20/1), memasuki menit ke-76. Skor masih imbang 0-0. Di layar ANTV, sebuah adegan yang sangat mengejutkan terjadi. Striker Persib, Cristian Gonzales tertegun menatap wasit Suharto, yang mengacungkan kartu merah ke arahnya.

Apa yang terjadi? Puluhan bobotoh yang hadir di acara nonton bareng Viking Persib Club di pelataran parkir Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, kebanyakan menggelengkan kepala.

Sebab di layar kaca sama sekali tak tertangkap adegan pelanggaran yang dilakukan Gonzales hingga membuatnya harus diganjar kartu merah.

"Kita juga bingung dan tidak tahu, kenapa wasit menghukum Gonzales dengan kartu merah," ujar asisten pelatih Persib, Robby Darwis ketika ditanya "GM" tentang penyebab keluarnya kartu merah dari saku Suharto untuk Gonzales.

Belakangan, situs simamaung.com melaporkan, striker berjuluk "El Loco" ini diganjar kartu merah langsung karena dianggap melontarkan kata-kata yang menghina asisten wasit.

Dugaan itu, tentu saja dibantah striker timnas Indonesia itu. Gonzales bahkan mengaku bingung dengan keputusan sang pengadil.

"Terus terang, saya tidak tahu kenapa wasit seperti itu. Kenapa mereka selalu berbuat tidak benar kepada Persib? Padahal saya tidak bilang apa-apa kepada wasit atau hakim garis. Ini benar-benar aneh," ujarnya.

Gonzales menuturkan, kartu merah langsung yang diterimanya dari Suharto tersebut, merupakan kejadian pertama sepanjang kariernya di Indonesia sejak tahun 2003. Akibat kartu merah itu, Gonzales dipastikan bakal absen pada saat Persib menjamu Arema Indonesia di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (23/1). (endan suhendra/"GM")**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>

Terjungkal di Menit Akhir

BLK. FACTORY,(GM)-
Diwarnai kartu merah untuk Cristian Gonzales, Persib Bandung gagal memenuhi harapan meraih poin dari Persisam Putra Samarinda, pada pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 di Stadion Segiri Samarinda, Kamis (20/1). Yang membuyarkan harapan Persib itu adalah gol tunggal Pavel Solomin, yang bersarang di gawang Markus Horison Rihihina pada menit 85.

Meski kecewa dengan terkuburnya harapan mereka, yang paling membuat kubu Persib meradang adalah kepemimpinan wasit Suharto (Jakarta), sebab dinilai banyak merugikan. "Kami kalah karena dirampok wasit," cetus Manajer Persib, H. Umuh Muchtar di ruang konferensi pers seperti dikutip sejumlah media.

Ketika dihubungi "GM", Umuh membenarkan kekecewaannya terhadap Suharto. "Ya, semua orang tahu dan melihat bagaimana wasit memimpin pertandingan ini," kata Umuh.

Pelatih Persib, Daniel Roekito tak kalah meradangnya. "Kasihan para pemain yang sudah berjuang maksimal di lapangan," kata mantan pelatih Persiba Balikpapan ini seperti dikutip simamaung.com.

Mengimbangi

Berbekal kemenangan 1-0 dari Bontang FC, Persib sebenarnya mampu mengimbangi permainan Persisam Putra. Pada pertandingan ini, Daniel menurunkan komposisi pemain berbeda dengan laga sebelumnya.

Kali ini, Daniel menurunkan formasi Markus Horison Rihihina (kiper), Maman Abdurahman, Baihakki Bin Khaizan, Nova Arianto (belakang), Isnan Ali, Shahril Ishak, Eka Ramdani, Siswanto (tengah), Atep, Pablo Frances dan Cristian Gonzales.

Laga baru berjalan dua menit, Eka Ramdani sudah mengejutkan pendukung tuan rumah lewat tendangan jarak jauh. Namun, tendangannya masih meleset. Pada menit 22, Eka melakukan percobaan kedua, namun lagi-lagi tendangannya masih menyamping di sisi gawang Wawan Hendrawan.

Kendati tuan rumah mendapatkan sejumlah peluang melalui Ronald Fagundez pada menit 9, tandukan Jacques Joel Tsimi menit 14, Pavel Solomin menit 25 dan Julio Lopez di menit 45, Persib mampu menahan Persisam Putra hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Persib masih bisa meredam agresivitas pemain Persisam Putra. Bahkan, para pemain Persib pun sempat beberapa kali mengancam pertahanan tuan rumah.

Namun, konsentrasi dan emosi para pemain Persib mulai tidak terkontrol, karena banyak keputusan wasit yang dianggap merugikan. Termasuk beberapa kali menganggap offside striker- striker Persib, yang mencoba menerobos pertahanan Persisam Putra.

Puncaknya terjadi pada menit 76. Tanpa diduga, Suharto mengusir Gonzales dari lapangan. Tidak jelas alasan dikeluarkannya kartu merah langsung untuk striker naturalisasi timnas Indonesia ini.

Minus satu pemain, plus cederanya Baihakki Khaizan yang akhirnya digantikan Muhammad Agung Pribadi membuat pertahanan Persib tertekan.

Memasuki menit ke-85, petaka buat Persib akhirnya datang, ketika Tsimi berhasil melewati Agung di sektor kiri pertahanan Persib dan mengirimkan umpan ke tiang dekat gawang Persib. Sesaat sebelum dihalau Markus, Solomin menyambar bola dan bersarang di gawang Persib. Hingga laga usai, Persib gagal membalasnya. (B.82)**

Sumber: Galamedia
By: BP
Read more >>
 
 
 
 
Copyright © Persib Online
Powered by Blogger